TALENTA selalu disamakan dengan bakat dan kemampuan yang dianugerahkan Tuhan untuk setiap kita.
Perumpamaan tentang talenta mau mengingatkan kita orang beriman bahwa kepercayaan.yang dianugerahkan itu tak boleh dibiarkan begitu saja, melainkan musti dikembangkan. Tidak menjadi penting berapa hasil yang dicapai, tetapi menjadi sangat penting adalah bagaimana kita berusaha mengembangkan apa yabg dipercayakan Tuhan itu kepada kita. Kepercayaan, bakat dan kemampuan yang tidak dikembangkan akan mati dan tidak lagi berperan. Tidak mengembangkan bakat dan kemampuan hanya karena lalai adalah dosa.
Ada satu kesalahan yang terjadi dalam upaya pengembangan diri (bakat/talenta) ini, yaitu rasa takut.
Ketakutan membuat orang menutup diri, lebih suka membungkus anugerah dan menyembunyikannya daripada upaya memperjuangkannya.
Ketika dimintai pertanggunganjawab orang lebih mudah menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan yang menganugerahkan bakan itu, daripada mempersalahkan diri sendiri.
Anugaerah dan kepercayaan Allah itu musti dikembangkan dalam kehidupan kita. Bagaimana caranya, apa hasilnya, berapa nilainya, semua itu bukanlah yang penting.
Yang terpenting adalah pengembangan itu sendiri dengan segala daya upaya dan kemampuan yang telah dikaruniakan kepada kita masing-masing. Pada akhir zaman, Tuhan akan mengadili kita dan meminta pertanggunganjawab kita atas karunia bakat dan kemampuan yang telah dianugerahkan untuk kita.
Doaku: Tuhan, anugerahkanlah saya semangat yang teguh untuk mengembangkan talenta yang telah Kauanugerahkan kepadaku demi kebaikan sesama dan kemuliaan-Mu. Amen.