Jumat, 5 April 2024
- Kis 4:1-12;
- Mzm 118:1-2,4,22-24,25-27a;
- Yoh 21:1-14.
SAAT berada dalam kemapanan ekonomi, berjaya, di puncak karir, atau segala sesuatu tersedia, ada orang yang seringkali merasa berada di atas angin, lupa diri dan seolah-olah tidak membutuhkan Tuhan.
Mereka lupa bahwa berkat-berkat yang dinikmatinya datangnya dari Tuhan Sang Sumber Berkat. Mereka berpikir bahwa nafas hidup, tubuh yang sehat, kekuatan, kepintaran, kemampuan untuk berkarya, itu semua datang dengan sendirinya.
Jika bukan karena Tuhan, dari manakah semuanya itu?
Ada pula orang yang merasa kecewa karena harapan dan mimpinya tidak rerwujud meski sudah berdoa pada Tuhan hingga mulai mempertanyakan kuasa Tuhan bahkan kemudian menjauh dari Tuhan. Ada orang yang berpikir tanpa Tuhan, hidupku bisa baik-baik saja bahkan mungkin lebih baik.
“Saya hanya bisa menyesali apa yang telah terjadi,” kata seorang bapak. “Jika saja waktu itu saya mau mendengar suara isteri dan anak-anakku, mungkin keadaaku saat ini tidak seperti saat ini.
Saya terlalu percaya pada manusia daripada Tuhan, hingga ketika orang yang percaya bertindak curang dan bakal segalanya menjadi rusak dan kacau. Tuhan mengingatkanku namun aku tidak peduli bahkan ketika saya diimbangi kehancuran saya masih menolak Tuhan,
Kini barulah saya menyadari tanpa Tuhan, saya tidak bisa berbuat apa pun. Segalanya adalah milik Tuhan bahkan hidupku ini,” ujarnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kata Simon Petrus kepada mereka: Aku pergi menangkap ikan. Kata mereka kepadanya: Kami pergi juga dengan engkau.”
Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.”
Salah satu godaan orang beriman adalah kembali menjadi orang biasa; melakukan pekerjaan sehari–hari, menggunakan perhitungan manusiawi melulu, membuat perencanaan dan usaha-usaha menusiawi belaka. Itulah yang dilakukan para rasul setelah Yesus wafat.
Hidup bersama Yesus membuat mereka melakukan hal–hal yang luar biasa: Mewartakan injil kebaikan Tuhan, menyembuhkan yang sakit, memberi pertolongan dan harapan kepada yang miskin dan berdosa. Semua itu sekejap “ sudah berlalu” dengan berlalunya Yesus dari hidup mereka. Mereka kembali menjala ikan dipimpin oleh Petrus, dan bekerja semalaman mereka tidak memperoleh apa-apa.
“Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa”. Ini adalah gambaran bagi setiap orang yang meninggalkan Tuhan dan mencari jalan sendiri. Orang-orang seperti ini seringkali pada awalnya sepertinya ada sedikit keberhasilan, tapi pada akhirnya adalah sia-sia usahanya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mau selalu setia pada Yesus apa pun yang terjadi?