Puncta 05 April 2024
Jumat Oktaf Paskah
Yohanes 21:1-14
SEORANG guru bertanya pada murid-muridnya; “Anak-anak, jika perlu waktu satu menit untuk merebus satu telur, berapa waktu yang diperlukan untuk merebus lima telur?”
Anak-anak serempak menjawab; “Lima menit.” Tetapi ada seorang anak yang menjawab sendirian, “Cukup satu menit bu.”
Ibu guru bertanya lagi, “Kok bisa?”
“Kita tidak harus merebus lima telur itu satu per satu. Saya bisa merebus lima telur itu sekaligus, cukup satu menit saja,” jawabnya. Anak ini berpikir out of the box.
Pada umumnya, seperti kebanyakan anak yang tadi menjawab butuh waktu lima menit, berpikir bahwa kalau satu telur butuh waktu satu menit, kalau lima telur berarti lima menit. Itu logika umum, pikiran yang sudah biasa.
Anak yang berpikir kreatif dan tidak umum, punya cara bertindak lain, tidak mengikuti kebiasaan umum. Ia merebus lima telur itu bersamaan, tidak harus merebus satu per satu.
Para murid pergi menangkap ikan. Itu adalah pekerjaan yang dulu biasa mereka lakukan. Mereka adalah nelayan, penjala ikan.
Namun ketika Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya, sepanjang malam mereka tidak menangkap apa-apa karena mereka kembali melakukan dengan cara-cara yang biasa.
Yesus bertanya, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?” Mereka menjawab, “Tidak ada.” Mereka melakukan kebiasaan yang lama, tetapi tidak berhasil. Mereka tidak menangkap seekor ikan pun.
Yesus menyuruh sesuatu yang baru kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”
Para murid biasanya menebarkan jala ke arah kiri perahu. Itu sudah kebiasaan, rutinitas, umumnya begitu.
Yesus mengajak mereka keluar dari rutinitas. Yesus berpikir beda, baru dan out of the box. Berani mencoba hal yang baru. Jangan terkurung oleh rutinitas yang monoton.
Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Yesus mengajari kita untuk berpikir dan bertindak out of the box agar kita mendapat pengalaman baru.
Jangan merasa puas dengan hal-hal yang biasa saja. berpikirlah kreatif dan berani mencoba hal-hal baru. Kebangkitan Yesus juga membawa kebaruan sikap, pikiran dan cara bertindak.
Yesus mengajak murid-murid-Nya agar tidak terkungkung pada sesuatu yang sudah mapan. Kemapanan kadang membuat kita mandeg dan tidak bisa maju.
Kita diajak berani menebarkan jala – tidak seperti biasanya, di sebelah kiri – tetapi di sebelah kanan perahu.
Marilah kita mencoba menemukan pengalaman baru dengan berani berpikir out of the box.
Pergi ke Pontianak naik perahu,
Menikmati durian di pinggir jalan raya.
Yesus membawa pengalaman hidup baru,
Jangan merasa nyaman dengan yang aman saja.
Cawas, bertindak dengan cara baru…
Rm. A. Joko Purwanto Pr