Puncta 28 Agustus 2024
PW. St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Matius 23: 27-32
UNTUNGLAH Agustinus berjumpa dengan Ambrosius, Uskup di Milan. Perjumpaan itulah yang membuat Agustinus tertarik untuk menjalani hidup sebagai orang Kristiani.
Sebelumnya Agustinus muda menjalani kehidupan yang bejat. Ia pernah hidup bersama tanpa nikah selama 15 tahun sampai memiliki anak, Adeodatus, waktu masih tinggal di Kartago, Mesir.
Hidupnya hanya dipakai untuk mengejar kenikmatan duniawi. Ia mengikuti ayahnya yang kafir. Sementara ibunya, St. Monika adalah seorang Kristiani, yang tekun, taat dan saleh. Ia terus mendoakan anaknya agar bertobat.
Dalam tulisannya, Confessiones, Agustinus berkata, “Aku tertarik bukan pada kotbah-kotbahnya (Ambrosius) yang cemerlang, tetapi cara hidupnya yang sederhana dan tulus menerima aku apa-adanya,”
Teladan hidup Ambrosius mengubah Agustinus untuk mencari hidup yang lebih damai, tenteram, bahagia tanpa dikejar oleh hawa nafsu duniawi. Sejak saat itu, Agustinus mempelajari Kristus melalui Injil yang dibacanya.
Ambrosius bukanlah tipe pemimpin atau tokoh yang dikritik oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Yesus mengkritik dengan keras, “Celakalah kamu, hai Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
Untunglah Agustinus mendapatkan contoh teladan baik dari Uskup Ambrosius, bukan seperti Ahli-ahli Taurat atau kaum Farisi yang dikecam oleh Yesus.
Agustinus melihat cara hidup Ambrosius dan bertobat mengubah dirinya menjadi murid Kristus yang total. Teladan baik akan menjadi jalan keselamatan bagi orang-orang di sekitar kita, sekalipun itu hanya perbuatan kecil, seperti antri di jalan atau menolong sesama.
Kita semua diingatkan agar tidak berlaku munafik seperti Kaum Farisi dan Ahli-ahli Taurat. Kita diajak berani bertobat seperti Agustinus, menjadi pemimpin yang dapat diteladani karena peri hidup yang baik.
Ambrosius adalah teladan hidup yang membawa kepada pertobatan nyata. Itulah yang dialami oleh St. Agustinus, uskup dan pujangga Gereja.
Nyapu lantai sampai resik,
Bersih putih hilang kotoran.
Teladan adalah guru yang baik,
Memberi contoh dengan tindakan.
Wonogiri, merajut cinta
Rm. A. Joko Purwanto, Pr