Home BERITA Tembok Ratapan Saksi Sejarah

Tembok Ratapan Saksi Sejarah

0

Puncta 26.11.24
Selasa Biasa
Lukas 21: 5-11

BILA kita berziarah ke Yerusalem, pasti akan diarahkan mengunjungi Tembok Ratapan atau Tembok Barat. Tembok ini adalah bekas reruntuhan Bait Suci yang dibangun zaman Raja Salomo (957 SM).

Bait Suci digunakan untuk menyimpan tabut perjanjian yang berisi 10 Perintah Allah, yang diterima Musa di Gunung Sinai. Tempat ini dianggap sebagai tempat penting dan suci dimana Allah bersemayam dan tinggal di tengah-tengah Bangsa Israel.

Ketika Raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang Israel pada tahun 587 SM, Bait Suci dihancurkan dan barang-barang suci dirampas sebagai jarahan.

Baru pada tahun 74 SM, Raja Herodes memerintah di Israel, Bait Suci dibangun kembali.

Israel memberontak melawan Romawi tahun 66 M. Titus dan bala tentaranya menyerbu Yerusalem dan merobohkan Bait Suci pada tahun 70 M.

Sisanya berdiri sampai sekarang yang disebut sebagai Tembok Ratapan. Di sana orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosanya.

Yesus sudah menubuatkan hancurnya Bait Suci sekitar tahun 30 M. Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: “Apa yang kamu lihat di situ? akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Bait Suci adalah lambang eksistensi Israel. Kalau Bait Suci runtuh, maka Israel sebagai bangsa tidak lagi memiliki identitas. Kehancuran Bait Suci menjadi tanda keruntuhan Israel. Hal ini dianggap sebagai datangnya akhir zaman.

Kalau Allah tidak lagi bersemayam di tengah-tengah kita, maka hancurlah bangunan rohani kita. Kita sudah tidak diakui lagi keberadaannya. Kita dianggap sudah tidak ada lagi. Di sinilah akhir zaman bagi kita.

Lalu apakah yang menjadi identitas kebanggaan kita sebagai murid-murid Kristus? Jika kita tidak memiliki kesatuan dengan Kristus, maka runtuhlah keyakinan kita kepada Tuhan. Itu adalah tanda akhir zaman sudah mendekat pada kita.

Pohon beringin ada benalu,
Burung gagak bikin sarangnya.
Dunia kita ini akan berlalu,
Sabda Tuhan abadi selamanya.

Wonogiri, Sabda-Mu ya Tuhan, pegangan hidupku
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version