MUNGKINKAH devosi menjadi locus theologicus sebagaimana pengalaman devosi dari Pater Dehon yang memungkinkan dirinya mendekati misteri iman akan Yesus Kristus? Melalui devosi, seseorang menemukan originalitas spiritualitas di mana interpretasi atasnya dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
Bagi Pater Dehon, bukan pertama-tama teologi melainkan devosi menjadi jalan kepada misteri iman. Artinya, devosi tidak berdiri sendiri sebagai suatu ritual pribadi, tetapi devosi menjadi suatu style of life. Devosi menyatupadu dengan kenyataan hidup sehari-hari dari sang devosan dan perjuangannya bagi kesejahteraan hidup bersama. Devosi menjadi jalan kepada penghayatan akan iman dan kekayaan misteri Allah dalam Gereja.
Baca juga:
- Semangat Sint Unum dalam Dehonian Family: Sukacita Keluarga SCJ Indonesia (2)
- Temu Internasional Teolog SCJ: Semakin Mendalami Karisma dan Devosi Dehonian (1)
Para teolog SCJ menyoroti hal ini pada Temu Teolog SCJ di Rumah Pembinaan Syantikara milik para Suster Carolus Borromeus, Yogyakarta, Jumat (21/7) lalu. Tema temu teolog SCJ yang berasal dari 23 negara ini adalah “Charism and Devotions: Towards an Inculurated Dehonian Identity.”
Melalui devosi, Pater Dehon menceritakan dan membagikan imannya kepada masyarakat pada zamannya dengan latar belakang revolusi industri yang kental di Prancis. Kini para anggota Dehonian mengkomunikasikan devosi ini dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan tempat di mana mereka berada. Tentu saja hal ini bukan sesuatu yang aneh atau bertentangan dengan iman, tetapi hal ini menjadi suatu anugerah. Hal ini merupakan karya Roh Kudus yang senantiasa menumbuhkan kharisma dalam diri umat yang berdevosi.
Karena itu, relasi antara kharisma dan devosi mesti ditemukan untuk mendalami identitas Dehonian. Identitas Dehonian itu bukan sesuatu yang tunggal dan sama rata, tetapi senantiasa tampil bermacam ragam, karena manusia hidup dalam latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Enam titik perhatian
Ada enam hal yang menjadi sorotan dalam temu teolog SCJ ini.
Pertama, para Dehonian (pengikut Pater Dehon) mesti siap berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan kebersamaan dalam hidup berkomunitas dalam sensibilitas. Artinya, devosi kepada Hati Kudus Yesus tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari dalam hidup berkomunitas.
Kedua, para anggota Dehonian membawa semangat Dehonian dalam dimensi kepribadian.
Ketiga, para anggota Dehonian mempunyai intuisi untuk membuka jalan karisma Dehonian.
Keempat, para anggota Dehonian mesti membawa sisi kemanusiaan dalam budaya setempat dan sisi pluralisme.
Kelima, melalui indentitas Dehonian, para anggota mesti siap membagikan cinta kasih sesuai dengan pengajaran dari Paus Fransiskus di zaman kini seturut teladan Kristus. Keenam, para anggota Dehonian mesti menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Indentitas Dehonian berpusat pada Kristus dan memihak pada orang miskin. Bercermin pada Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk mewartakan injil ke seluruh dunia.
Karena itu, pihak Komisi Teologi SCJ ingin mengajak para teolog SCJ sedunia menyegarkan kembali semangat dan nilai-nilai Dehonian. Inisiatif juga diperlukan dalam mengembangkan budaya setempat yang dipadukan dengan spiritualitas.
Pater Stefan Tertunte SCJ, Direktur Pusat Dehonian di Roma, mengajak para anggota Dehonian untuk menghayati spiritualitas dalam sisi kemanusiaan, belas kasih dan memfokuskan diri pada pandangan Pater Dehon. Ia mengatakan, Pater Dehon telah memperkenalkan devosi mengenai kharisma Dehonian dan segala hal termasuk teologi.