LEBIH dari 332 orang Orang Muda Katolik (OMK) mengikuti acara Tepas OMK Kevikepan Surakarta. Diselenggarakan hari Minggu, 8 Oktober 2023 di Aula SMA Regina Pacis Surakarta. Mereka terdiri dari perwakilan OMK yang berstatus pelajar, mahasiswa, dan pekerja.
Tepas OMK dibuka Vikep Surakarta Romo Robertus Budiharyana Pr.
Nara sumber pada Tepas OMK Romo Kristoforus Rhesa Alem Pramudita Pr, Kepala Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda Keuskupan Agung Semarang (KAS)
Berjalan bersama mendampingi kaum muda
Tepas OMKKevikepan Surakarta dilaksanakan sebagai satu kesatuan kegiatan Tepas untuk pelaksanaan program pastoral 2024. Selain itu, Tepas juga dimaksudkan untuk memberi arah ke depan pendampingan pastoral secara khusus ke pada kaum berdasarkan data, kebutuhan kaum muda, dan kondisi kontekstual saat ini.
Mengawali pengantar dari Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda KAS, Romo Resa Pr mengutip pandangan Paus Fransiskus tentang pentingnya kesadaran Gereja berjalan bersama kaum muda.
Mau mendengarkan kaum muda dengan sabar sambil mewartakan sabda Allah kepada kaum muda dengan penuh kasih dan semangat.
Romo Resa mengajak kaum muda secara bersama-sama -baik di tingkat paroki dan kevikepan- untuk senantiasa memiliki iman, kreatif dan kontributif seperti tema Tepas yang diangkat saat ini.
- Iman kaum muda harus diteguhkan dengan berjalan bersama, berkumpul dan syering bersama.
- Kreatif yang diharapkan dari kaum muda yakni mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi kaum muda. Persoalan-persoalan kaum muda perlu disyeringkan sehingga dengan potensi-potensi yang ada dapat dibuat program dan dijalani sebagai langkah kreatif. Kaum muda bisa memiliki “kontenus” yang bisa dikerjakan bersama.
- Kontributif bagi kaum muda merupakan kesediaan untuk berkumpul dan berpartisipasi (kumpul, cucul). Berpartisipasi membangun persaudaraan dengan sesama kaum muda.
“Dalam hal berpartisipasi, saya mencontohkan ada kelompok kaum muda dalam melaksanakan kegiatan. Selain didukung oleh dewan paroki dan donatur, mereka juga didukung dengan melakukan iuran dari kaum muda sendiri. Dilakukan dengan mengumpulkan kas, meskipun itu tidak banyak,” kata Romo Resa Pr.
Berdasarkan survei
Kevikepan Surakarta dalam program pendampingan kaum muda mendasarkan:
- survei tentang jumlah keterlibatan kaum muda dalam kegiatan gerejani;
- persoalan-persoalan yang dihadapi;
- potensi-potensi yang dapat dikembangkan;
- harapan yang ingin dicapai secara terukur dan buah atau manfaat yang bisa diperoleh.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kevikepan Surakarta, paroki-paroki telah memberikan perhatian pada kaum muda dalam hal ruang kegiatan, pendamping kegiatan dan pembiayaan yang dilaksanakan OMK. Selain itu pembinaan rohani, bakat dan talenta, seni budaya dan kreativitas juga dilakukan oleh paroki-paroki yang ada.
Alur Tepas
Alur temu OMK menggunakan alur pra tepas, tepas, dan pasca tepas.
Pra tepas dilakukan dengan menganalisa dan olah data yang ada serta survei yang dikembangkan dan catatan-catatan pastoral. Bidang penelitian dan pengembangan kevikepan berperan aktif saat pra tepas ini dijalani.
Alur Temu Pastoral OMK Kevikepan dilakukan dengan dialog atau “rembug bareng” saling berbicara dan mendengarkan hal-hal tentang OMK. Unsur terkait dengan pendampingan kaum muda hadirlah para pastor paroki, para Ketua II Dewan Paroki, para pendamping, OMK kategori pelajar, mahasiswa dan pekerja.
Semua ikut dilibatkan untuk duduk bersama berbagi pengalaman dan merumuskan kebutuhan pendampingan pastoral yang diperlukan.
Saat tepas berlangsung OMK dibagi dalam tiga kategori yaitu kategori pelajar, mahasiswa dan OMK pekerja. Tiga kategori tersebut diberi waktu untuk syering tentang persoalan kaum muda dan solusi (kreatif) yang bisa ditemukan.
Hasil syering dan berembug bersama dipresentasikan dalam pleno.
Pasca Tepas ditandai dengan tindak lanjut Tepas berupa pelaksanaan program kaum muda yang dijiwai hasil temu pastoral.
Kondisi kaum muda
Menggunakan model rumusan persoalan saat ini yang dihadapi kaum muda yang ditandai oleh Paus Fransiskus saat ini, kaum muda menghadapi quarter life crisis, pseudo healing, dan bonus demografi.
Kaum muda pada usia 15-35 tahun mengalami krisis kemandirian. Saat membangun keluarga dan menjadi keluarga muda muncul persoalan untuk membangun keluarga harapan.
Kaum muda pada fase ini mempertanyakan diri:
- Aku punya kapasitas apa sebagai kaum muda?
- Apakah aku bisa membangun keluarga dengan pasangan hidup seiman dan memiliki keluarga harapan?
Pseudo healing ditandai dengan fenomena keinginan memiliki kegembiraan tetapi “kegembiraan instan” tidak mau bersusah payah ingin hasil maksimal usaha ringan. Kebahagiaan semu.
Bonus demografi ditandai dengan persaingan yang cukup ketat dikarenakan jumlah usia kerja yang melimpah lebih banyak dibandingkan lapangan kerja
Pada kesempatan Tepas, Romo Resa Pr menyampaikan tawaran tentang terbangunnnya kaum muda yang solid, solider dan bersatu dengan menyadari akan pentingnya:
- Faith: iman yang ditandai dengan kecintaan akan Ekaristi.
- Church: menjadi Gereja yang satu, sinodal dan mau berbagi.
- Mission: memiliki visi ke depan yang diwujudkan dalam pelaksanaan program kerja OMK.
- Vocatian: penegasan arah pastoral OMK.
- Journey: mengawasi pelaksanaan program OMK sebagai wujud menemani kaum muda.
- Unity: membangun kesatuan dan sukacita bagi kaum muda.
Harapan paska Tepas adalah terbangunnya OMK yang memiliki program pengembangan OMK. Yang menjadikan OMK semakin solid dan memiliki salidaritas.
Fokus perhatian
Ditemui Sesawi.Net saat Temu Pastoral OMK Kevikepan Surakarta berlangsung, Romo Vikep Robertus Budiharyana Pr menyatakan harapannya, semoga Tepas mampu memberi fokus perhatian pada pastoral kaum muda di tahun 2024.
Ini dikatakan karena mengingat jumlah kaum muda di Kevikepan Surakarta besar jumlahnya. Maka juga dirasa perlu memberi reksa pastoral yang sesuai dengan konteks persoalan yang dihadapi kaum muda saat ini.
Terlebih pada persoalan bonus demografi.
Pada Temu Pastoral OMK Kevikepan Surakarta dikemas santai, duduk lesehan, diisi dengan isian musik band kaum muda, dan para OMK yang hadir antusias mengikuti acara.
Pada akhir kegiatan ditutup dengan Perayaan Ekaristi.