Home BERITA Tentang Kuasa Yesus

Tentang Kuasa Yesus

0
Yesus mengajar para murid dan menenangkan mereka dari badai. (Ist)

BARU saja Yesus menyucikan Bait Allah dari aktivitas dagang yang mengotorinya (Matius 21: 12-17). Kini, Dia berada lagi di sana, mengajar (Matius 21: 23).

Maka, datanglah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya. Mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Matius 21: 23).

Kuasa mengajar di Bait Allah itu telah diberikan kepada mereka.

Menjawab pertanyaan itu, Yesus balik bertanya kepada mereka tentang kuasa Yohanes Pembaptis (Matius 21: 24). Karena mereka tidak mampu menjawab, Yesus pun tidak memberikan jawaban kepada mereka (Matius 21: 27).

Sabda ini bukan soal menang-menangan, melainkan tentang hal mendasar. Para penanya itu seharusnya mengetahui bahwa kuasa Yohanes Pembaptis berasal dari Tuhan. Dia diutus Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Tetapi para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi tidak mau mendengarkan dia dan dibaptis (Matius 3: 7-9). Malah takut kepada orang banyak (Matius 21: 26).

Mereka ini merasa diri sebagai orang yang diberi kuasa untuk mengajar. Maka, mereka mempertanyakan kuasa Yesus. Namun, karena mengakui kuasa Yohanes Pembaptis saja mereka tidak berani (Matius 21: 25-26), Yesus tidak mengatakan kepada mereka tentang dari mana kuasa-Nya.

Bukankah Yohanes Pembaptis telah mengatakan bahwa Yesus jauh lebih besar daripada dirinya dan membuka tali kasut-Nya pun dia tidak layak (Matius 3: 11)?

Yesus yang membaptis dengan Roh Kudus dan api berasal dari Tuhan. Namun, para imam kepala dan tua-tua itu tidak mau mengakui kuasa Yesus. Hatinya keras dan tidak mau percaya untuk bertobat.

Yesus memanfaatkan otoritas yang diterima-Nya dari Tuhan (Yohanes 3: 2) untuk memberdayakan dan menyelamatkan orang.

Dia datang untuk menyembuhkan yang sakit, memberi makan kepada yang lapar, membebaskan orang dari belenggu setan, dan membangkitkan orang mati. Dia membebaskan. Itulah makna dan fungsi otoritas yang sebenarnya.

Kini, banyak orang yang diberi otoritas suka menyalahgunakan untuk kepentingan sendiri; bukan untuk memberdayakan.

Ada guru yang membuli murid karena intoleransi, pejabat yang tidak melayani, tetapi malah merepotkan.

Ada pula pemimpin agama yang menyebarkan kebencian; bukan damai dan keselamatan.

Senin, 12 Desember 2022

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version