Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Tentang Tanah atau Sang Penabur?

Tentang Tanah atau Sang Penabur?

0
Ilustrasi: Sang Penabur sedang menaburkan benih by Fraternized.

MEMBACA perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam Injil hari ini (Matius 13:1-9), orang biasanya bertanya tentang kualitas tanah tempat jatuhnya benih-benih yang ditabur. Tanah seperti apakah diriku: tanah pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri atau tanah subur?

Pertanyaan itu menunjukkan bahwa seolah-olah tanah tempat jatuhnya benih itu menjadi hal terpenting. Mengapa tidak berpikir tentang benih yang ditabur atau sang penaburnya? Bukankah Yesus memulai perumpamaan-Nya dengan menyebut sang penabur (Matius 13:3)?

Sesungguhnya, perumpamaan ini berbicara tentang penabur. Siapa penabur itu? Dalam penjelasan atas perumpamaan itu, Yesus berkata bahwa sang penabur itu adalah Anak Manusia (Matius 13:37). Yesus berbicara tentang diri-Nya sendiri.

Lalu, apa yang dapat kita renungkan?

Pertama, inisiatif menabur benih itu berasal dari sang penabur. Dia menaburkan benih yang baik, yakni anak-anak Kerajaan (Matius 13:38).

Kedua, usahanya dalam menabur menghadapi tantangan. Tiga jenis tanah yang pertama menunjukkan tantangan-tantangan itu (Matius 13:4-7). Namun ada pula tanah subur yang membuat benih itu tumbuh dan menghasilkan banyak buah (Matius 13:8). Ini menunjukkan bahwa walau menaburkan benih itu menghadapi tantangan, suatu saat akan menghasilkan pula.

Ketiga, sang penabur tidak hanya menabur di tanah yang sulit menumbuhkan benih, melainkan juga di tanah yang subur dan menghasilkan. Artinya, usahanya tidak sia-sia. Ini melukiskan ketekunan sang penabur dalam menghadapi kesulitan. Dia menabur di pelbagai tempat.

Perumpanaan ini berbicara tentang penabur, yakni Anak Manusia yang dalam usaha-Nya menegakkan Kerajaan Surga menghadapi pelbagai kesulitan. Itu tampak dalam kondisi jemaat (Gereja) Kristen awali. Mereka itu kecil dan terdiri dari orang-orang biasa. Namun, sang penabur menemukan itu sebagai tempat yang subur dan menghasilkan banyak buah.

Orang dapat belajar bahwa usaha Tuhan untuk menegakkan Kerajaan-Nya akan berbuah berlipat-lipat. Ketika ikut menaburkan benih, marilah kita ingat akan sang penabur sejati. Bersama Dia upaya kita akan berhasil.

Rabu, 24 Juli 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version