Puncta 18 Oktober 2024
Pesta St. Lukas, Pengarang Injil
Lukas 10: 1-9
HARI ini kita merayakan Pesta St. Lukas, penulis Injil. Dua tulisannya memberi gambaran yang runtut dan terperinci tentang karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan bagaimana Gereja awal tumbuh berkembang dalam tulisan keduanya yakni Kisah Para Rasul.
Lukas bukan penulis Injil pertama. Ia mendengarkan cerita-cerita sebelumnya, tradisi lisan yang berkembang, lalu mengumpulkan dan meneliti kisah-kisah tentang Yesus dan merangkainya sesuai dengan maksud penulisannya.
Lukas juga seorang kawan sekerja Paulus yang giat mewartakan Injil kemana-mana. Ia menemani Paulus dalam perjalanannya, bahkan sampai di Roma saat Paulus menghadapi pengadilan.
Kalau kita membaca Injilnya, nampak sekali bahwa Lukas ingin menunjukkan Allah yang sangat mengasihi orang-orang kecil, miskin, sakit menderita dan tersingkir.
Bahkan Allah menjelma menjadi manusia yang miskin dan menderita dalam Kristus Yesus, Sang Mesias.
Dengan tulisannya, Lukas menuntun kita bahwa sejarah keselamatan itu terjadi sampai kini, sekarang.
Tiga kali Lukas mengatakan bahwa keselamatan Allah terjadi pada hari ini.
Yang pertama ketika malaikat Gabriel berkata pada para gembala. “Hari ini telah lahir bagimu Sang Juru selamat di Kota Daud.”
Kedua, saat Yesus makan di rumah Zakeus. “Hari ini telah terjadi keselamatan di rumah ini.”
Yang terakhir pada saat di kayu salib. Kepada penjahat yang bertobat, Yesus berkata, “Hari ini engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus.”
Injil Lukas dibaca dua ribu tahun lalu, berbunyi, ”Hari ini.” Warta keselamatan itu sekarang dibaca ya tetap “Hari ini.”
Sampai kapan pun karya keselamatan Allah tetap berjalan pada “Hari ini.” Inilah teologi Lukas, bahwa keselamatan Allah terjadi pada hari ini. Untuk itu kita diajak mengimaninya.
Pada bacaan hari ini, Lukas bercerita tentang tujuh puluh murid yang diutus Yesus mewartakan Injil. Tidak disebutkan satu nama pun dari mereka. Nampaknya ini disengaja oleh Lukas. Karena siapa kita yang diutus tidaklah penting.
Yang utama adalah siap dan mau diutus. Fokus pada tugas perutusan lebih penting daripada nama atau status yang harus dicantumkan.
Kita sering marah kalau nama kita tidak dituliskan di daftar kepanitiaan. Padahal kita tidak bekerja apa-apa. Orang hanya mencari hormat, tetapi tidak berperan sedikit pun dalam tugas. Harusnya kita malu karena tidak berbuat apa-apa.
Yang penting fokus pada tugas dan bekerja sungguh-sungguh daripada cuma namanya terpampang tapi tidak kerja.
Sering bangga jadi panitia,
Tapi tak pernah kerja apa-apa.
Allah telah menjadi manusia,
Kabar sukacita bagi sluruh dunia.
Wonogiri, siap diutus
Rm. A. Joko Purwanto, Pr