SEPERTI biasanya, Paus Fransiskus bicara terus terang. Paus tidak mempunyai kepentingan politik apapun. Dalam wawancara itu, Paus berkata kepada para wartawan, “Dunia sedang perang, tetapi bukan perang agama.”
Paus memberikan komentar tentang pembunuhan biadab imam lanjut usia di Perancis itu dengan berkata, “Di dunia kita ini, kata yang sering diucapkan oleh mulut adalah ‘keamanan’ (security), namun kata yang sebenarnya adalah “perang” (war). Dunia ini sedang perang, tetapi perang yang tersembunyi. Dalam tahun 1914 – 1918 dan tahun 1939-1945 ada perang dunia pertama dan kedua, namun perang itu ada aturannya. Sekarang ini, perang itu tidak pakai aturan, sembarangan saja.”
Imam suci dari Perancis itu dibunuh setelah ia baru saja mempersembahkan doa-doa untuk perdamaian. Ia hanya satu orang; dan berapa banyak orang kristiani lainnya, dan berapa banyak orang tak bersalah lainnya (innocent people), dan berapa banyak anak-anak juga…misalnya di Nigeria. Dan kita berkata, “tapi itu hanya Afrika!” Iya, tetapi ini perang. Kita jangan takut mengatakan kebenaran. Dunia ini ada dalam keadaan perang karena dunia ini telah kehilangan damai.
Lalu Paus mengingat orang muda yang sedang berkumpul di Polandia yang akan dikunjunginya: “Orang muda selalu berbicara kepada kita tentang pengharapan. Kita berharap orang muda kali ini akan mengatakan kepada kita lebih dari hanya pengharapan.”
Di akhir wawancara itu Paus membuat penjelasan lagi: “Saya mau menambahkan satu hal lagi: Jika saya berkata tentang perang, saya mangsudkan perang sesungguhnya, bukan perang agama; saya bicara tentang perang kepentingan, kepentingan atas uang, atas sumber alam, dan kepentingan menguasai sesama manusia. Saya tidak bicara tentang perang antar agama. Agama itu, semua agama, mencari kedamaian. Orang-orang lain lah yang menginginkan perang itu.”
Diterjemahkan dari Vatican Insider, tulisan Andrea Tornielli