Home BERITA Terhasut Mulut Manis

Terhasut Mulut Manis

0
Ilustrasi.

Puncta 29.08.23
PW. Wafatnya Yohanes Pembaptis
Markus 6: 17-29

KITA masih ingat kasus Pilkada DKI yang menyeret Ahok ke balik jeruji. Hasutan, kebencian, provokasi, intimidasi digunakan secara masif untuk menjatuhkan Basuki Tjahaja Purnama agar kalah dalam pemilihan Gubernur.

Massa yang marah mudah terprovokasi dengan hasutan. Mereka mudah digerakkan untuk berdemo. Dipanas-panasi sedikit bisa membeludak. Emosi massa dimainkan demi mencapai kekuasaan.

Politik adu domba dengan ayat-ayat dihembuskan untuk membenci orang yang beda agama.

Masyarakat menjadi terbelah dan sulit disatukan kembali. Dampak “luka batin” itu tersimpan dan setiap kali pemilihan pola itu bisa kembali lagi.

Hasutan itulah yang juga terjadi di zaman Herodes. Herodias sakit hati kepada Yohanes Pembaptis karena berani menegor raja.

“Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu.”

Dendam dan kebencian dilampiaskan saat Herodes terpesona oleh tarian puteri Herodias di hadapan para tamu undangan.

Herodias menghasut puterinya untuk mempersembahkan kepala Yohanes Pembaptis. Hasutan bisa berwujud macam-macam; menyebarkan kebencian, berita bohong, hoaks, teror dan intimidasi.

Karyawan menghasut direkturnya karena iri pada temannya yang naik pangkat. Karena dipecat, pegawai menyebarkan berita bohong tentang hubungan pimpinan dengan sekretarisnya.

Karena hasutan, hoaks atau berita bohong sebuah keluarga bisa ambyar berantakan, sebuah organisasi bisa hancur, sebuah paguyuban bisa bubar.

Suka gosip, menghasut seperti Herodias ini adalah kebiasaan yang tidak sehat. Orang yang suka menghasut adalah orang yang tidak sehat secara mental. Biasanya orang seperti itu sedang bermasalah dengan dirinya sendiri.

Kebenaran harus disampaikan sebagai kebenaran. Itulah yang diperjuangkan oleh Yohanes Pembaptis. Ia rela mati demi membela kebenaran.

Sebagai orang beriman kita diajak menghindari gosip, hasutan, hoaks, dan berita bohong. Bersediakah kita?

Ada komunitas suster tak berkasut,
Hidup di biara dengan sederhana.
Jangan jadi orang suka menghasut,
Kemana-mana berlagak cari muka.

Cawas, mari berpikir dengan logika…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version