PANDEMI Covid-19 memporakporandakan kehidupan sosial dan ekonomi. Belum seluruhnya pulih, perang Rusia-Ukraina membawa dampak negatif bagi perekonomian dunia.
Pelbagai komoditas dari kedua negara yang berperang membuat ekonomi dunia meriang. Arus supply untuk memenuhi demand terganggu. Kegiatan ekonomi memang amat bergantung pada relasi produsen dan konsumen.
Tatkala konsumen terputus dari produsen, pelbagai reaksi terjadi. Pertama, harga barang akan naik dan terjadilah inflasi. Kedua, barang tak tersedia sama sekali. Rakyat bisa berteriak dan berdemonstrasi.
Itu baru terputus dari sumber produksi. Bagaimana ketika terpotong dari sumber hidupnya? Manusia akan mati.
Sabda Yesus menegaskan hal itu. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15: 5)
Manusia memperoleh hidup dari Tuhan (lihat Kej 2: 7). Kehidupan baru yang terbebas dari dosa dan kematian diberikan lewat dan dalam Yesus Kristus. Karena itu, hanya dalam persatuan dengan-Nya manusia sungguh hidup.
Terpotong dari sumbernya manusia akan mati, kering, dan tidak akan menghasilkan buah (lihat Yoh 15: 6). Seperti konsumen yang terputus dari produsen.
Sumber hidup manusia yang sesungguhnya adalah Tuhan. Bukan mata pencahariannya. Rejeki memang perlu dicari. Namun, itu semua tidak akan berarti tatkala manusia mati, karena terpotong dari sumbernya.
Rabu, 18 Mei 2022