Home BERITA “Testing the Water”

“Testing the Water”

0
Ilustrasi: Geliat umat Stasi Pasar Kemis Tangerang dalam kerja bakti “gugur gunung” pindahkan Bedeng Aula Serba Guna. (Kukuh Hadi Santosa)

Puncta 29.04.23
Sabtu Paskah III
Yohanes 6: 60-69

WAKTU Ganjar Pranowo menolak timnas Israel bermain di Indonesia, nampaknya itu sudah diatur dari awal untuk mengetes sejauh mana loyalitas Ganjar sebagai “petugas partai” sekaligus menjajaki bagaimana para pendukungnya bersikap.

Ganjar lebih percaya dan loyal pada pimpinan, walaupun dihujat oleh para pendukungnya. Saya menduga penolakan itu bukan dari Ganjar sendiri, tetapi dari atas sana.

Tetapi di lain pihak, Ganjar juga bisa mengetahui sejauh mana para pengikutnya menyikapi keputusan itu. Penolakan timnas Israel bermain di tanahair menjadi “testing the water” untuk mengetahui mana pengikut “sing wani nggetih” (berani mati) dan mana pengikut yang hanya “obor-obor blarak” (sebentar nyala lalu padam).

Risiko selalu ada. Terbukti ada pengikut yang kecewa dan mundur. Tetapi tidak sedikit yang “pejah gesang ndherek Ganjar.”

Saya yakin kekecewaan itu hanya sebentar. Melihat Ganjar yang tetap loyal akhirnya dia ditetapkan sebagai Capres. Semua menjadi lega dan normal kembali.

Buktinya selama libur lebaran kemarin, materi pembicaraan di ruang-ruang keluarga diisi oleh nama “Si Rambut Putih.”

Diskusi tentang Roti Hidup bisa jadi sebuah “testing the water” bagi para pengikut Yesus. Mereka ada yang berkomentar, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Mereka ada yang bersungut-sungut, kecewa, dan mundur. Yohanes menulis, “Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia.”

Lalu Yesus menantang kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Tetapi Simon adalah murid yang “wani nggetih”. Dia menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataanmu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Mengikuti Yesus adalah sebuah keputusan. Simon berani berkata demikian pasti telah melihat rekam jejak Yesus.

Dengan pengetahuannya, Simon memutuskan untuk percaya bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Sabda Yesus adalah sabda hidup yang kekal. Yesus membawa kebahagiaan dan keselamatan kekal.

Tahun depan kita akan membuat keputusan untuk memilih. Seperti Simon berani mengikuti Yesus karena tahu rekam jejak-Nya, bukti nyata karya-karya-Nya.

Kita pun juga harus tahu betul siapa yang akan kita pilih dan ikuti. Bagaimana rekam jejak dan apa yang telah dilakukan orang itu bagi rakyat. Bagaimana ketulusan pelayanannya bagi masyarakat. Bukan pidato dengan kata-kata indah, tetapi bukti nyata yang kita butuhkan.

Yang penting karya, bukan kata-kata. Ia harus punya visi-misi, bukan ilusi. Yang kita percaya adalah orang yang menjamin kesatuan bangsa, bukan ambisi pribadi untuk bertahta.

Simon telah memutuskan dengan benar, maka kita pun juga diajak bisa membuat keputusan yang benar.

Mari kita meniru Simon, “wani nggetih” dalam mengikuti Yesus yang memberi kehidupan kekal.

Rambut putih orang Semarang,
Naik daun sampai ke Balikpapan.
Ikut Yesus harus berani berjuang,
Agar hidup bahagia di masa depan.

Cawas, madhep mantep ndherek….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version