Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Tetap Berbuat Baik, Meski Ditolak

Tetap Berbuat Baik, Meski Ditolak

0
Ilustrasi - Ditolak.

Jumat, 22 Maret 2024

  • Yer. 20:10-13.
  • Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7.
  • Yoh. 10:31-42.

JABAT tangan adalah sebuah gerakan sederhana yg mempunyai ribuan arti. Jabat tangan seakan telah menjadi hal yg diwajibkan, jika kita ingin menjalin kedekatan, sehingga ketidakmauan untuk berjabat tangan bisa ditafsirkan sebagai permusuhan.

Saat ini ada kerumitan tentang jabat tangan dalam kehidupan bersama. Terutama ketika berhubungan dengan lawan jenis. Banyak rakyat negeri ini yang tak mengizinkan dirinya untuk bersentuhan secara fisik dengan lawan jenis yang tak ada hubungan darah secara dekat dengan dirinya. Walaupun itu sebatas hanya di ujung kuku.

Hal ini mengakibatkan banyak kekikukan terjadi saat salah satu pihak menjulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan, sementara pihak yg lain menolak untuk menyambutnya. Sebuah kecanggungan yang diakibatkan oleh pergeseran budaya yang tak diamini oleh semua warga negara, sehingga sebuah celah perbedaan budaya mulai tercipta.

“Beberapa tahun yang lalu, saya bersama tim penanggulangan bencana membawa bantuan air bersih saat terjadi bencana kekeringan di sebuah daerah di wilayah paroki kami,” kata seorang bapak.

“Mereka mau menerima air yang kami bawa namun menolak dirigen yang ada tulisan Gereja Katolik. Bahkan ketika dirigen itu penuh dengan air bersih, mereka tetap menolaknya. Mereka takut dengan menerima barang yang ada kaitannya dengan keyakinan di luar keyakinannya mereka dianggap melanggar aturan dan dianggap kerjasama dengan orang kafir.

Melihat kenyataan seperti itu, maka kami melepaskan atribut Gereja. Karena bagi kami teratasinya masalah air bagi hidup mereka itulah yang paling penting dan yang menjadi tujuan bakti sosial kami,” tegas bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian, ”Jawab orang-orang Yahudi itu: Bukan karena suatu pekerjaan baik, maka kami mau melempari Engkau. Melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”

Dalam Injil, Yesus yang menyerukan dan berkarya melaksanakan kebaikan, kebenaran, membawa “pencerahan dari Allah” ternyata berbenturan dengan orang Yahudi yang menolak “pencerahan-Nya”. Penolakan mereka sangat keras hampir mengarah pada kekerasan fisik. “Mereka mau melempari Yesus dengan batu.”

Namun Yesus tidak takut. Tidak putus asa. Dia terus mengajak mereka untuk mengimani-Nya sebagai Putera Allah dan utusan Allah. Meski Dia “ditolak”. Dia tetap berbuat baik dan benar.

Bagaiamana dengan diriku?

Apakah aku tetap berbaiat baik dan benar meski ditolak dan dimusuhi orang lain?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version