MEMPERCAYAKAN hidup kepada Tuhan merupakan tanda iman akan Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Namun manusia sering berpaling dari Tuhan dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri. Saya,
Suatu malam ketika sedang berdoa, seorang ibu mendengar suara pintu rumahnya terbuka. Lalu ia keluar dan melihat anaknya yang biasanya pulang subuh masuk membawa makanan.
Sang ibu terkejut menyaksikan tingkah anaknya yang tidak biasa itu. Namun ia tetap memberi kesempatan anaknya untuk berkata-kata.
Anaknya itu berkata, ”Mama, aku bawakan makanan untuk kita makan bersama.”
Lalu dia mengambil piring, menghidangkam makanan untuk ibunya. Lalu dia memimpin doa dengan sangat khusyuk. Hal itu sangat mengejutkan sang ibu.
Baru pertama kali itu ia melakukan itu. Selama ini sang anak dikenal sebagai orang yang tidak peduli terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pagi itu ia sangat berubah.
Setelah selesai berdoa, ibunya bertanya, ”Kok kamu pulang pagian? Biasanya selalu pulang siang?”
Sang anak menjawab, ”Tadi saya bertemu seorang bapak di bus yang menasehati, supaya saya bekerja lebih baik. Saya berpikir saatnya harus menemani Mama, apalagi sejak ditinggal papa. Maafkan saya, ya Mama, selama ini saya sudah banyak berbuat dosa. Pagi ini saya ingin menebus dosa dengan membelikan makanan untuk Mama.”
Sang Ibu sangat terharu mendengar kata-kata anaknya. Ia pun memeluk anaknya. Selama ini ia selalu berdoa memohon perubahan dalam diri anaknya. Ternyata Tuhan mengabulkan doa-doanya.
Tuhan selalu peduli
Kasih menutup dosa kita, karena Tuhan begitu berbelas kasih kepada ciptaanNya. Tuhan yang mahabaik itu senantiasa peduli terhadap seruan minta tolong dari manusia.
Karena itu, Tuhan selalu menyiapkan sejuta pertolongan bagi manusia. Tuhan tidak ingin ciptaanNya binasa begitu saja.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan. Orang yang berani berserah diri itu orang yang beriman. Orang yang percaya bahwa dekat dengan Tuhan akan mengalami kebahagiaan.
Ibu itu akhirnya mengalami sukacita dan bahagia, karena boleh mendapatkan kembali anaknya. Ia boleh bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi dirinya berkat putranya yang bertobat.
Berserah diri kepada Tuhan merupakan suatu keutamaan dari manusia yang terbatas. Manusia memberikan seluruh diri dan hidupnya kepada Tuhan, karena Tuhan begitu baik. Tuhan tidak pernah menyakti manusia, ciptaanNya.
Namun sering manusia mau berjuang sendirian. Manusia kemudian meninggalkan Tuhan. Manusia kurang percaya bahwa Tuhan memiliki kedigdayaan dalam menyelenggarakan hidup manusia.
Karena itu, ketika kita jatuh ke dalam dosa, kita berusaha untuk bertobat. Kita menyadari diri sebagai manusia lemah yang tidak punya kemampuan untuk menyelamatkan diri sendiri. Kita datang bersujud di hadapan Tuhan, karena Dia adalah segalanya bagi hidup kita.
Mari kita terus-menerus mempercayakan seluruh hidup kepada Tuhan. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik bagi diri dan sesama.
Tuhan memberkati.