Home BERITA The Power Of Kepepet

The Power Of Kepepet

0
ILustrasi kebahagiaan (ist)

Jumat 10 November 2023.

  • Rm. 15:14-21.
  • Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4.
  • Luk. 16:1-8.
  • MUNGKIN kita pernah berada di kondisi terjebak masalah yang sangat mendesak dan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali maju menghadapinya.

Sebagian kita pasti pernah mengalami kondisi yang kurang bagus seperti itu

“Pernah juga seorang sahabat mengatakan bahwa dia pernah ada dalam kondisi yang kepepet dan tidak diberikan pilihan untuk tidak bisa,” katanya.

“Pada saat segalanya seakan berakhir dengan kekalahan secara tak terduga dia bisa berfikir dan mencari jalan bagaimana harus bisa mengatasi masalah tersebut,” lanjutnya.

“Pengalaman tersebut selalu saya ingat pada saat kondisi kehidupan ini seakan di ujung tanduk,” sambungnya.

“Saat posisi hidup terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk menyerah, hanya ada pilihan harus bisa walaupun dengan kemampuan yang tidak memungkinkan,” tegasnya

“Pads saat itulah hadir keajaiban kita bisa menaklukan tantangan tersebut,” lanjutnya.

“Energi yang saya keluarkan diluar batas yang saya bayangkan mampu saya lakukan,” paparnya.

“Saat kepepet banyak hal yang bisa terjadi dan bisa kita lakukan di luar nalar kita,” sambungnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.”

Kisah tentang bendahara yang tidak jujur ini disampaikan Tuhan pada kita agar sama seperti bendahara tersebut, kita pun cerdik untuk melihat hal-hal yang perlu kita lakukan untuk menjamin masa depan kita kelak saat hidup kita di dunia ini berakhir.

Yang dilakukan bendahara tersebut sesaat ia hendak dipecat oleh tuannya ialah berbuat kebaikan kepada setiap orang yang berhutang kepada tuannya.

Kecerdikan kita terletak pada sikap kita dalam menghadapi ketidaktentuan waktu berakhirnya masa hidup kita di dunia ini.

Dari pada menunggu-nunggu kapan saat itu tiba, lebih baiklah jika setiap saat kita hidup sebagai pribadi yang baik dan benar di hadapan Tuhan.

Sehingga, saat masa itu tiba, kita pun mendapat tempat bahagia di surga bersama Allah.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menggunakan waktuku untuk memperbaiki hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version