JALAN selalu terbuka bagi setiap orang untuk memajukan dirinya. Memang, selalu ada godaan bahwa ada jalan buntu dalam hidup ini.
Seorang gadis begitu putus asa usai kejadian tragis menimpa kedua orangtuanya. Ia hidup sebatang kara, karena ia anak tunggal. Kedua orangtuanya menghembuskan nafas terakhir dalam kecelakaan laut.
Kapal yang mereka tumpangi menabrak batu karang. Kapal itu pecah dan tenggelam ke dasar laut. Seluruh penumpang, termasuk kedua orangtuanya, meninggal dunia. Waktu kejadian, gadis itu sedang berada di kampung halamannya.
“Hidup ini tidak ada artinya lagi bagi saya. Sepertinya Tuhan tidak menghendaki saya membahagiakan kedua orangtua saya. Ia ingin menghentikan hidup saya sampai sekarang saja,” kata gadis itu.
Mendengar hal itu, seorang temannya memberikan semangat kepadanya. Dengan bijaksana, ia berkata, “Tuhan adalah pelukis hidupmu. Ia belum selesai melukis hidupmu. Ia masih bekerja sampai larut malam, mencampur warna-warna yang istimewa, untuk membuatmu menjadi mahal dan indah. Ia masih mempunyai sebuah rencana besar untuk dirimu. Ia masih mempunyai sebuah rencana indah untuk hidupmu.”
Namun gadis itu tidak mau menerima. Baginya, hidup ini adalah jalan buntu. Ia mau maju, tetapi ada tembok yang kokoh kuat menghalangi dirinya. Meski ia mewarisi kekayaan berlimpah dari kedua orangtuanya, ia tetap tidak bergairah untuk menjalani hidup ini.
Baginya, lebih baik hidupnya pun berakhir.
Masih ada mimpi
Ketika menemui jalan buntu atau hal yang menyakitkan, banyak orang menganggap bahwa semuanya sudah selesai. Tidak ada lagi mimpi yang bisa dibangun. Tidak ada lagi masa depan yang indah. Segalanya sudah berakhir. Orang menyangka bahwa jalannya sudah habis. Padahal yang dihadapi hanya belokan saja. Masih ada jalan-jalan yang bisa ditempuh.
Kisah di atas mengingatkan kita untuk tetap memiliki optimisme dalam hidup ini. Selalu ada jendela terbuka, ketika ada pintu yang tertutup. Selalu ada kesempatan bagi kita untuk membangun hidup yang lebih baik. Soalnya adalah apakah kita mau membangun hidup ini menjadi lebih baik atau tidak.
Karena itu, yang dibutuhkan dari kita adalah bangkit kembali ketika kita terpuruk. Ketika kita merasa ada jalan buntu dalam hidup kita, kita beri semangat lagi. Kita memotivasi diri kita bahwa Tuhan masih melukis hidup kita. Tuhan tidak berhenti berkarya bagi kita. Tetap semangat, sahabat-sahabat.
Tuhan memberkati.