DALAM 24 jam terakhir ini, perkembangan menarik terjadi di Libya, khususnya di Ibukota Tripoli. Laporan BBC dan CNN Senin (22/8) malam secara live menyebutkan pasukan pemberontak semakin menekuk pasukan loyalis pemerintah di jantung Tripoli. Bahkan laporan terakhir juga menyebutkan, pasukan pemberontak berhasil merangsek masuk ke tempat-tempat persembunyian keluarga Kolonel Kaddfi dan lalu meringkus Muhammad Kaddafi dan Saif al-Islam Kaddafi, dua anak diktator Libya Kolonel Muamar Kaddafi.
“Ya, saya bersama mereka (tentara pemberontak),” ungkap Muhammad Kaddafi menjawab pertanyan Al Jazeera melalui kontak telepon di tengah dentuman tembakan hingga wawancara jarak jauh itu pun langsung terputus.
Tinggal menunggu waktu
Suksesnya pasukan memberontak merangsek masuk ke Ibukota Tripoli Senin pagi dimulai setelah Benghazi di wilayah Timur berhasil direbut pasukan anti-Kaddafi melalui pertempuran kota melawan tentara loyalis pemerintah. Jatuhnya Kaddafi dari tampuk kekuasaan tampaknya tinggal menunggu waktu, manakala ribuan masyarakat penduduk Tripoli terlihat gegap gempita menyambut kedatangan para tentara pemberontak dan milisi yang berniat mengakhiri 42 tahun kekuasaan Muhammad Kaddafi.
[media-credit name=”BBC” align=”aligncenter” width=”300″]
Selama berbulan-bulan perlawanan menentang kekuasaan Kolonel Gaddafi, praktis Benghazi menjadi markas utama dan “ibukota politik” gerakan pemberontak yang berambisi mendongkel Muamar Kaddafi.
[media-credit name=”BBC” align=”alignright” width=”300″]
Tentu saja, kapan persisnya tumbangnya rezim Kaddafi belum jelas benar. Bahkan laporan terakhir Al Jazeera menyebutkan, pasukan loyalis pemerintah masih menguasai tak kurang 15-20% Ibukota Tripoli.
Mathias Hariyadi, penulis dan anggota Redaksi Sesawi.Net