- Bacaan 1: Sir. 17:1-15
- Injil: Mrk. 10:13-16
Dalam Syahadat Para Rasul (Credo) yang terdiri dari dua belas butir pendarasan doa, dituliskan dengan jelas apa tujuan akhir dalam hidup seorang katolik. Tujuan hidup tersebut adalah, “Kehidupan Kekal”.
Hidup kekal berarti hidup bersama Allah di surga.
Lawan dari hidup kekal tentu saja adalah, binasa kekal. Mereka yang tidak dibangkitkan pada akhir zaman maka akan mengalami mati kekal.
Untuk itu, penulis Kitab Sirakh mengingatkan orang beriman bagaimana harus hidup di dunia dengan selalu mengingat asal-usul manusia dan Kebenaran Allah. Bahwa manusia:
- Diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah.
- Diciptakan sempurna, karena dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri dan menurut gambar Allah.
- Punya tanggung jawab mengelola bumi.
- Diberi hati untuk memahami apa yang baik dan jahat.
Secara umum, penulis Sirakh mengingatkan agar manusia hidup takut akan Tuhan, rendah hati, bijaksana dan menjauhi dosa. Sebuah ajakan hidup sesuai dengan nilai-nilai moral yang diajarkan Tuhan.
Dalam bacaan injil, Tuhan Yesus juga menegur para murid agar hidup berorientasi Kerajaan Allah. Cara hidup sama seperti anak kecil, yaitu tulus, berserah dan jujur merupakan cara hidup yang dikehendaki-Nya
“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”
Tuhan sangat berkenan sikap hidup seperti anak-anak, hal itu Ia tunjukkan dengan memeluk dan memberkati mereka.
Pesan hari ini
Untuk mencapai tujuan akhir dari hidup (kekal), seseorang harus mengimani Yesus adalah Tuhan. Sebab Dia adalah Jalan, Hidup dan Kebenaran. Memiliki sikap hidup sama seperti anak-anak, yaitu berserah, tulus, rendah hati dan jujur agar memiliki Kerajaan Allah.
Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna karena diberikan kekuatan yang serupa dengan Allah serta diciptakan secitra dengan-Nya. Sehingga harus mampu membedakan mana yang baik dan jahat serta menjauhi dosa.
“Ketika rasanya tujuan tidak bisa dicapai, maka jangan rubah tujuanmu namun sesuaikan langkahmu agar tujuan bisa dicapai.”