MODUS lama tetap ampuh untuk memperdaya korban tipu-tipu. Karena menyasar korban yang sudah berumur. Belum lagi kalau “buta” terhadap informasi atau perkembangan berita tentang modus tipu-tipu.
Kali ini, modus lama kembali makan korban. Dengan mengarang cerita, orangtua seorang suster biarawati asal Pematangsiantar di Sumut jadi target tipu-tipu.
Jurus lama dipakai. Penipu mengarang cerita untuk memperdaya korban.
Siang itu, orangtua suster yang jadi korban tipu-tipu ini tengah berkebun. Di siang hari yang sangat terik itu, di ujung telepon sana dua orang dengan logat bicara bahasa lokal setempat memulai percakapan.
Tapi panggilan telepon itu tak digubris. Saking sibuknya berladang. Juga silau matahari membuat nomor panggilan telepon juga tak tampak jelas. Barulah di sore hari saat sudah di rumah, panggilan telepon dari “seberang sana” itu mendapat respon.
Dan kagetlah orangtua suster ini, karena dua hal “mengejutkan”.
- Penipu pertama kasih info baru saja menemukan “harta karun” berupa permata. Kalau berminat dapat bagian, maka perlu “menebusnya”. Tidak banyak. Cukup di bawah Rp 5 juta sudah bisa bawa pulang itu permata. Tak tergiurlah dengan karangan ngibul ini.
- Penipu kedua kasih kejutan yang menyayat hati orangtua. “Anakmu di Kalimantan tengah sakit. Butuh dana cepat untuk pengobatan,” kata penipu kedua di ujung telepon.
Kali ini, umpan kisah karangan ini kena sasaran. Ya mau bagaimana lagi, namanya orangtua -kalau anaknya sakit di tanah rantau- pasti akan tergerak dan bergerak cepat untuk berbuat sesuatu.
Pinjam uang
Karena ingin anaknya selamat dari penyakit yang serius, maka orangtua suster ini lalu datang sana-sini untuk pinjam uang. Namun yang aneh, kata suster biarawati yang pernah belajar di Amerika Serikat ini, kali ini terjadi sesuatu yang tidak “biasa”.
“Kali ini, orangtuaku tidak kontak saya untuk konsultasi. Padahal, biasanya untuk urusan apa pun, orangtua selalu tanya ini dan itu pada saya sebagai anaknya,” tutur suster muda ini di ujung telepon kepada Sesawi.Net, Rabu (27/10/2021) kemarin.
Dan yang lebih aneh lagi, panggilan telepon itu berulang kali terjadi. Dan banyak kali pula, kedua orangtuanya itu mau saja mengikuti arahan dan petunjuk kedua penipu tersebut.
Orangtua suster biarawati ini seperti “dikendalikan” jarak jauh untuk selalu mengikuti “perintah” kedua penipu itu. Termasuk menyediakan dana puluhan juta untuk biaya pengobatan anaknya yang sedang sakit.
Karena tidak ada di “tangan”, maka orangtua yang malang ini terpaksa pinjam sana-sini. “Angkanya sampai puluhan juta,” terang suster ini sendu.
Uang hasil pinjaman ini lalu ditransfer ke nomor akun BRI rekening milik kedua penipu itu.
Pelajaran berharga
- Kalau ada telepon dari “orang tak dikenal” dan kasih informasi anggota keluarga mengalami musibah (sakit, kecelakaan, meninggal dunia) dan butuh dana cepat, jangan buru-buru percaya.
- Langkah terbaik adalah mengkonfirmasi berita itu dengan kontak saudara lainnya untuk verifikasi informasi berita tersebut.
- Konsultasikan informasi itu kepada sanak-saudara agar bisa mempertimbangkan dan ikut memverifikasi kebenaran “berita” di ujung telepon dari orang tak dikenal.
- Jangan pernah mau mengikuti arahan atau perintah “orang tak dikenal” di ujung telepon untuk melakukan ini dan itu. Termasuk transfer uang dan lainnya.
- Hal lainnya adalah jangan mudah “silau” oleh tampilan wajah klimis “orang tak dikenal” -apakah itu pria atau perempuan- karena penipu zaman modern sekarang ini justru berparas cantik dan tampan, muka klimis, bersih, perlente, dan bermulut “manis”.
Semua itu adalah “jebakat Batman” agar kita dengan mudah bisa mereka perdaya. Entah melalui karangan ngibul, tepukan di pundah dengan kekuatan hipnotis.
Atau yang paling “tidak biasa” tapi nyata-nyata terjadi, penipu-penipu berparas cantik dan tampan itu malah berkeliaran di sekitaran gereja.
Malah ikut berdoa pula di depan gua Maria. Karena justru di situ dia malah dengan mudah dapatkan target tipu daya. Yakni, mereka yang hatinya tengah galau, bermuka muram dan tengah mengais harapan di depan gua Maria.
Singkat cerita, don’t talk to strangers.