Senin, 24 Februari 2025
Sir. 1:1-10
Mzm. 93:1ab,1c-2,5
Mrk. 9:14-29
HIDUP tidak selalu berjalan sesuai harapan. Ada saat-saat di mana masalah menumpuk, penyakit datang tanpa peringatan, dan penderitaan terasa begitu berat.
Iman yang selama ini kita genggam erat bisa terasa goyah. Rasa percaya yang dulu begitu kuat perlahan memudar. Kita merasa sendirian, terlupakan, dan terjebak dalam kesulitan yang seolah tiada akhir.
Meski dalam hati ada keyakinan bahwa derita dan berbagai kesulitan adalah cara Allah menguatkan hati kita, membersihkan dosa, dan mengajarkan kita untuk berserah sepenuhnya kepada-Nya.
Seperti pohon yang akarnya semakin dalam ketika diterpa angin kencang, iman kita juga bisa semakin kuat ketika diuji dalam aneka kesulitan dan penderitaan.
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup tanpa ujian, tetapi Dia menjanjikan bahwa setiap ujian datang dengan hikmah dan pertolongan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: Sudah berapa lama ia mengalami ini?”
Jawabnya: “Sejak masa kecilnya.”
Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.”
Tuhan tidak menolak mereka yang datang dengan hati yang jujur, bahkan dengan iman yang masih goyah. Dia tidak hanya melihat seberapa besar iman kita, tetapi seberapa tulus kita berserah kepada-Nya.
Ketika kita merasa tenggelam dalam penderitaan, semuanya terlibat sulit dan hati seakan ragu untuk berseru kepada Tuhan.
Tuhan memang sumber kasih dan pengharapan, namun hati ini menjadi tawar pada saat beban terlalu berat.
Tuhan tahu bahwa seberat apa pun beban yang kita pikul, Dia sanggup melepaskan kita dan membawa pemulihan. Tuhan tidak hanya melihat penderitaan kita, tetapi juga rindu agar kita semakin mendekat dan percaya penuh kepada-Nya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku percaya bahwa Tuhan akan selalu peduli dengan kemalanganku?