Home BERITA Tragedi Bale Sigolo-golo

Tragedi Bale Sigolo-golo

0
Ilustrasi - Prabu Pandu tokoh wayang

Puncta 26.11.22
Sabtu Biasa XXXIV
Lukas 21:34-36

BALAI atau gedung serbaguna ini dibangun zaman Prabu Pandu untuk berbagai acara bersama rakyat kecil.

Namun setelah Pandu wafat, balai ini tak lagi digunakan. Rakyat merindukan seorang raja yang dekat dan ngayomi.

Destarastra ingin menyerahkan kekuasaan kepada putra-putra Pandu. Ia ingin Balai Sigolo-golo dipugar dan dihias dengan indah untuk menjadi tempat penobatan.

Tetapi Sengkuni dan Duryudana membuat konspirasi untuk menggagalkan tahta jatuh ke tangan Pandawa.

Mereka bersepakat memugar Balai dengan bahan-bahan yang mudah terbakar. Pesta disiapkan secara meriah.

Makanan dan minuman memabukkan dihidangkan. Keramahan yang penuh kepura-puraan dipertontonkan.

Dibalik itu semua Sengkuni punya niat licik dan jahat untuk melenyapkan Pandawa.

Mereka berpesta pora semalam suntuk dengan hiburan dan minuman memabukkan. Hanya Bima yang terus waspada berjaga melindungi saudara-saudara dan ibunya.

Ketika malam telah larut. Para pandawa sedang tertidur. Sengkuni melaksanakan niat jahatnya. Dia menyuruh prajurit untuk membakar balai yang megah itu.

Karena bahan-bahan yang mudah terbakar, dan hiruk pikuknya pesta pora yang memabukkan, semua ludes terbakar. Mereka mengira kelima Pandawa dan ibunya mati terbakar di dalamnya.

Di masa transisi kepemimpinan kita perlu waspada jika ada Sengkuni-Sengkuni yang punya niat jahat untuk menghancurkan Negeri melalui konspirasi dengan cukong-cukong serakah dan mau menggagalkan Putera Mahkota yang sesungguhnya.

Yesus menasehati para murid-Nya dalam menyambut kedatangan Anak Manusia.

“Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi.”

Yesus juga meminta para murid untuk berjaga-jaga dan berdoa, agar mereka mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi.

Semua itu dilakukan agar mereka tahan berdiri ketika Anak Manusia datang secara tiba-tiba.

Seperti para Pandawa, khususnya Bima selalu waspada melihat kepura-puraan yang ditunjukkan para Kurawa. Bima tidak tergoyahkan oleh godaan-dan bujukan para Kurawa.

Ketika semua tertidur pulas, dan kobaran api mengepung mereka, Bima sigap membopong mereka keluar dari bahaya maut dengan melewati lorong yang menuju ke perut bumi ke istana Batara Antaboga.

Waspada, sadar diri dan berjaga-jaga seperti Bima itulah yang mesti kita lakukan agar kita selamat dari segala tipu muslihat jahat dan bujuk rayu duniawi.

Mari kita selalu berjaga-jaga dan tahan teguh berdiri menyongsong kedatangan Anak Manusia.

Asia mewakilkan Jepang dan Korea Selatan,
Qatar menjadi tuan rumah ajang piala dunia.
Hati yang sarat dengan pesta dan kemabukan,
Tidak akan tahan menyambut Anak Manusia

Cawas, teguh bertahan setiap malam….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version