HARI Kamis, 3 Januari 2019, pukul 17.00 WIB keluarga besar tarekat OMI (Oblat Maria Imakulata) bersyukur dan bahagia karena tiga anggotanya mengucapkan triprasetya kekal di Kapel Seminari Tinggi OMI Wisma De Mazenod, Yogyakarta. Mereka adalah Fr. Norbertus Soleman OMI, Fr. Carolus Adi Nugroho OMI, dan Fr. Petrus Hamonangan Sidabalok OMI.
Perayaan Ekaristi penerimaan kaul kekal ini diiringi tarian khas Dayak.
Mereka bertiga mengucapkan janji kaul kekal mereka di depan Minister Provinsial OMI Indonesia: Romo Tarsisius Eko Saktio OMI yang memimpin Perayaan Ekaristi didampingi oleh Romo Antonius Widiatmoko,OMI (Rektor Seminari Tinggi OMI Wisma De Mazenod), dan Romo Aloysius Wahyu Nugroho OMI.
Misa berlangsung secara konselebrasi bersama para imam OMI di di Kapel Seminari Tinggi OM.
Ikut hadir salah satu keluarga besar OMI dari Vietnam, Fr. Zui OMI, dan juga umat Paroki Condong Catur dan pastornya yakni Romo Antonius Gunardi MSF.
Tarian Dayak dibawakan oleh PPDM (Putera Puteri De Mazenod-OMK yang memang asli orang Dayak dari Kalimantan yang tengah bersekolah atau bekerja di Yogyakarta. Ikut hadir pula umat Katolik lokal maupun biarawan dan biarawati.
Dalam homilinya Romo Eko mengatakan demikian.
Sebagai seorang “Oblat”, hidup kita adalah hidup yang dipersembahkan untuk Tuhan dan gerejaNya.
“Persembahan ini ditandai oleh kaul-kaul, dan saya percaya bahwa selama formasi para Frater bukan hanya sudah membaca konstitusi, juga sudah merenungkannya secara mendalam apa yang ada di balik konstitusi; terutama kaul-kaul yang nanti anda ucapkan,”ungkapnya.
“Sebagai seorang “oblat” pada akhirnya setelah dikatakan siap, mereka akan mempersembahkan hidupnya untuk seumur hidup yaitu kaul kekal. Sebagaimana guru mereka yaitu Tuhan Yesus sendiri yang mengabdikan diriNya, menjadikan diriNya miskin demi umat manusia, demi dunia, para “oblat” juga memilih untuk hidup miskin, masuk dalam persekutuan yang lebih erat, mendalam dalam Kristus dan orang-orang miskin sehingga mereka terbebas dari egoisme dan terbuka dalam berbagi rasa,” tambahnya kemudian.
Sebelum masuk proses pengucapan janji setia dan di hadapan Romo Tarsisius Eko Saktio OMI selaku Minister Provinsial OMI Indonesia, ketiga frater OMI itu melakukan penciuman salib. Lalu mereka dipakaikan “salib besar OMI” dan “medali Bunda Maria Imakulata” sebagai tanda anggota penuh konggregasi/tarekat OMI.
Setelah acara pengucapan janji setia selesai, acara berakhir dengan sambutan pendidik dan orangtua para frater. Berikutnya adalah ramah tamah.Ikut hadir juga para frater novis dari Novisiat Beato Joseph Gerrard, Yogyakarta, frater penghuni Seminari Tinggi OMI Wisma de Mazenod, PPDM, umat dan para religius lokal.