Home BERITA Tuhan Bagiku

Tuhan Bagiku

0
Ilustrasi - Sakit dan mendapat pertolongan. (Ist)

Jumat, 27 September 2024

Pengk 3:1-11
Mzm 144: 1a.2abc.3-4
Luk 9:18-220

PENGALAMAN menjadi satu di antara modal penting bagi orang yang ingin sukses dalam menggapai impian.

Dalam membangun hidup religiositas, selalu ada langkah yang menuntun kita untuk menuai iman dalam menelaah dari pengalaman kita.

Banyak orang yang mencapai kematangan hidup beriman setelah melalui banyak pengalaman jatuh dan kemudian bangkit dalam kehidupan ini.

Mereka telah belajar dari pengalaman-pengalaman nyta yang sudah dilalui. Pengalaman akan Tuhan terjadi manakala kita mampu menyerap dalam batin pengalaman yang pahit dan menyedihkan dalam hidup kita.

Tuhan menjadi begitu personal direngkuh dalam kedalaman batin. Dia bukan dimengerti dari kata orang namun dari buah refleksi atas kertelibatan Tuhan dalam hidup kita.

“Saat saya kehilangan ibuku, menjadi pengalaman yang menentukan langkahku dalam mempercayai Tuhan,” kata seorang sahabat.

“Ketika aku mendengar berita ibuku masuk ICU, karena serangan stoke, saya berbisik pada Tuhan, izinkan aku menyapa ibuku, sebelum ibuku pergi menghadap-Mu Tuhan.

Perjalanan dari tempat kerjaku di luar pulau sampai ke rumah memakan waktu dua hari waktu itu. Perjalanan yang terasa panjang dan menyedihkan, terbayang segala situasi yang terjadi, jika aku pulang tanpa kehadiran ibuku lagi.

Sampai di rumah sakit, ibuku terbaring dengan tak berdaya, namun ketika saya mendekat dan memeluk ibu dan berisik, “aku pulang bu, ini aku”. Ibuku membalas dengan menyebut namaku dan setelah itu wajah ibu tenang.

Setelah itu saya menemani ibu, sambil berdoa Rosario, selesai doa Rosario napas ibuku pun berhenti, ibuku meninggal. Saya percaya bahwa ini adalah cara Tuhan Yesus menunjukkan kepadaku, bahwa Dia ada dan menegaskan kepadaku untuk tidak meragukan lagi.

Melalui peristiwa kembalinya ibuku ke pangkuan Tuhan, saya menemukan kehadiran Tuhan dalam kehidupanku,” ujar sahabatku.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Yesus bertanya kepada mereka: Menurut kamu, siapakah Aku ini? Jawab Petrus: Mesias dari Allah.”

Yesus bertanya kepada para murid-Nya tentang siapa diri-Nya menurut mereka, maka sebenarnya Dia tidak hanya menantang mereka, melainkan juga mengundang mereka untuk masuk ke dalam suatu hubungan yang lebih mendalam dengan diri-Nya.

Yesus menginginkan para murid agar supaya belajar membuka hati mereka kepada Allah dalam doa dan menerima hidup-Nya sendiri serta kasih-Nya.

Pertanyaan Yesus “siapakah Aku ini” merupakan pertanyaan yang ditujukan kepada kita. Jawaban kita terhadap pertanyaan Yesus ini berpijak pada relasi dan pengenalan kita akan Yesus.

Pengenalan akan Yesus tidak sebatas mengetahui identitas Yesus, melainkan lebih dari itu, yaitu mengetahui kuasa kemenangan-Nya di kayu salib dimana Ia mengalahkan dosa dan menaklukkan maut melalui kebangkitan-Nya.

Yesus mengundang kita semua untuk mengenal dan mengalami-Nya dalam doa. Dia telah membuat berbagai mukjizat dan tanda heran lainnya dalam hidup kita, namun dalam kemurahan-hati-Nya Dia sungguh ingin memberikan lebih banyak lagi berkat dan kebaikan lainnya kepada kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengenal Yesus secara pribadi berdasarkan pengalaman jatuh bangun dalam hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version