Bacaan 1: Ibr 8:6 – 13
Injil: Mrk 3:13 – 19
SAAT Bapak Joko Widodo alias Jokowi berhasil terpilih menjadi Presiden 2014–2019, ia bergerak cepat memilih para calon pembantunya.
Dibentuklah tim Deputi Transisi yang bertugas mempersiapkan hal strategis berkaitan dengan pembahasan APBN 2015, mempersiapkan konsep kelembagaan pemerintahan di bawah presiden, dan menjabarkan visi misi presiden dan wakil presiden terpilih dalam rencana dan program kebijakan.
Terkait rekrutmen dan seleksi para menteri, menjadi tanggungjawab presiden sesuai dengan sistem presidensial.
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memanggil para calon menteri yang akan mengisi kabinet pemerintahan 2014-2019. Mereka harus menjalani ‘fit and proper test’.
Selama lima tahun periode pemerintahannya, presiden perlu bantuan para menteri untuk melaksanakan misinya.
Demikian juga dengan Kristus, dalam tiga tahun berkarya di dunia menghadirkan Kerajaan Allah maka Ia mengajak orang-orang untuk membantu-Nya.
Tuhan Yesus memanggil dua belas orang yang akan membantu melaksanakan misi-Nya di dunia, mereka disebut sebagai rasul. Tuhan menginginkan mereka melakukan sesuatu bagi-Nya.
Mereka akan senantiasa menyertai-Nya, diutus mewartakan injil, dan menerima kuasa mengusir setan.
Beberapa orang mendapatkan nama baru, seperti Simon yang diberi-Nya nama Petrus. Kedua anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes diberi nama Boanerges atau anak-anak guruh.
Sedangkan Yudas Iskariot dinubuatkan akan mengkhianati-Nya.
Dalam pengajarannya kepada jemaat Ibrani, Rasul Paulus membandingkan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Rasul Paulus banyak mengutip nas-nas Perjanjian Lama seperti dalam Kel 25:40, Yer 31:31-34 dan lainnya.
Dalam Perjanjian Lama, umat Israel harus menaati kehendak Allah agar Ia menjadi pelindung mereka keluar dari Mesir menuju Tanah Terjanji.
Sedangkan penglihatan Yeremia mengenai Perjanjian Baru di masa depan, menggambarkan sesuatu yang relatif mengabaikan sifat hukum. Namun hubungan yang lebih pribadi antara Allah dengan umat-Nya.
Nubuatan ini terlaksana dalam diri Tuhan Yesus.
Di Gunung Sinai, Musa menerima Perjanjian Lama lewat persembahan darah kurban. Sedangkan kurban darah Kristus menjadi peresmian dari Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Lama, Allah murka karena ketidaktaatan bangsa Israel. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Allah justru mengampuni dosa-dosa umat-Nya lewat kematian Anak-Nya.
Pesan hari ini
Lewat Perjanjian-Nya yang Baru, Tuhan menjadi pengantara perjanjian-Nya yang Agung. Sebagai murid Kristus, saya dan kamu juga diminta melakukan sesuatu yaitu mewartakan injil dalam panggilan kita masing-masing.
Sama seperti dua belas rasul-Nya itu.
“Miliki keberanian untuk memulai dan hati untuk menyelesaikannya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.