Senin, 18 Oktober 2021
2Tim.4:10-17b. Mzm.145:10-11.12-13b.17-18. Luk.10:1-9
SETIAP kesulitan akan mendidik kita menjadi lebih bijak dan pandai. Setelah beberapa kali menerima tugas pengutusan melayani di paroki ataupun pelayanan kategorial dengan aneka macam kesulitan dan tantangan, kita bisa bersyukur bahwa dalam kelemahan kita, Tuhan berkarya untuk umat-Nya.
Sering kali kita berjalan dalam kegelapan.
Menurut pandangan mata dan hati kita, segalanya tampak sulit dan tidak mungkin. Namun Tuhan dengan cara-Nya yang halus terulur menolong kita. Hingga segalanya menjadi mungkin.
“Kalau hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, mana mungkin bisa melayani dengan baik di wilayah paroki yang begitu luas ini,” kata seorang teman yang telah lima tahun tugas di hulu Sungai Kapuas.
“Medan yang luas dengan jumlah umat paroki yang tersebar di sepanjang sungai dalam jarak yang saling berjauhan setiap stasi merupakan tantangan tersendiri,” lanjutnya.
“Bukan tidak mau membawa apa-apa dalam kunjungan. Namun memang tidak punya apa-apa untuk dibawa,” ujarnya.
“Paling banter bawa solar dan olie supaya speed bisa tetap melaju, karena belum bisa berjalan di atas air,” ujarnya lagi dengan senyum.
“Dalam segala keterbatasan itu, sering kali Tuhan menunjukkan jalan supaya tugas pewartaan tetap bisa berjalan. Ada saja dukungan dari umat baik itu material maupun moril yang diberikan kepada kami,” katanya.
“Mereka mengumpulkan beras pada saat musim panen dan persembahan lain untuk karya pastoral,” lanjutnya.
“Karya pengutusan itu datang dari Tuhan, maka Tuhan akan menjamin kelangsungan karya-Nya melalui kita. Asal kita percaya, jujur dan memberi pelayanan dengan bermurah hati,” ujarnya.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian.
“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut.”
Tuhan mengutus kita pergi ke tempat yang tidak mudah bahkan ke tempat yang berbahaya.
Di tempat yang tidak mudah itu pun kita dipanggil supaya tetap mewartakan Kerajaan Allah dan supaya orang-orang di sana pun mau bertobat.
Yesus menginginkan agar dalam menjalankan tugas pengutusan itu, kita tidak terikat dengan harta benda duniawi.
Sehingga ada dan tiadanya sesuatu tidak mempengaruhi perjalanan karya kita.
Dengan demikian kita bisa fokus dalam mewartakan Kerajaan Allah.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku punya kemauan yang kuat untuk selalu terlibat dalam karya pelayanan pewartaan Kerajaan Allah?