Yes 55:10-11 dan Mat 6:7-15
SABDA Tuhan yang keluar dari mulut Allah selalu akan membawa hasil. Benar bahwa manusia mesti menyiapkan lahan hati, tetapi Firman Tuhan itulah yang memberikan kesuburan pada tanah hati, seperti hujan yang menyuburkan bumi.
Dan kekuatan benih Firman itu akan bertumbuh subur dan memgahasilkan buah melimpah. Firman Tuhan tak akan pernah sia-sia, selalu bertumbuh dan tak akan pernah berhenti berbuah.
Allah, yang Firman-Nya mengalir keluar dan pasti menyuburkan lahan hati dan berbuah melimpah itu, Dia tahu isi doa kita. Bahkan sebelum kita memintakannya. Doa tak usah bertele-tele.
Doa yang singkat, tapi doa yang berkanjang, doa dengan penuh iman. Ada dua bagian doa Bapa Kami. Bagian pertama terkait kebutuhan manusia akan Allah. Tanpa pujian manusia, Allah itu Allah yang Mahamulia dan Mahakuasa.
Doa kita mesti diarahkan kepada Bapa di surga, yang kemuliaan-Nya tiada tara dan yang kita mohonkan, agar Kerajaan Allah juga hadir di bumi ini. Yang kita mohonkan adalah bukan kehendak kita, tapi kehendak Tuhan-lah yang terjadi.
Bagian kedua, adalah permohonan yang terkait kebutuhan dasariah manusia. Kita memohon “makanan” yang secukupnya pada hari ini. Hari ini, bukan sampai esok. Hari ini dan esok minta lagi. Makanan mewakili seluruh kebutuhan dasariah lainnya. Kebutuhan akan pengampunan.
Tanpa pengampunan Allah, manusia tak akan selamat. Tapi, Allah akan mengampuni, jika kita mengampuni sesama yang bersalah kepada kita.
Bukan kita diampuni, supaya kita mengampuni. Kalau tidak bisa mengampuni sesama, maka saat mengucapkan doa Bapa Kami, ketika sampai pada bagian doa mohon pengampunan, tak perlu mengucapkan.
Masa Prapaskah adalah masa berkanjang dalam doa, masa tobat, masa mohon ampun dan membenahi hidup kita, menjadi hidup penuh damai dengan Tuhan dan sesama. Semoga.