Bacaan 1: Za 8:20-23
Injil: Luk 9:51-56
Beberapa kali kita melihat fenomena seseorang dianiaya bahkan dihukum karena dianggap menghina apa yang diimaninya. Apa yang mereka lakukan seolah-olah membela Tuhannya yang sedang dihina.
Sikap seperti itu kadang malah merendahkan Tuhan sendiri, karena Dia itu Maha.
Tuhan pasti akan menghukum pada waktunya, jika memang seseorang dianggap bersalah. Sebab penghukuman adalah hak Tuhan bukan manusia.
Tuhan tidak memerlukan pembelaanmu.
Hari ini Tuhan Yesus memberi teladan, bagaimana harus bersikap saat Tuhanmu dihina.
Yakobus dan Yohanes merasa terhina oleh orang Samaria, yang menolak Tuhan Yesus melewati wilayah mereka hanya karena mau ke Yerusalem (musuh orang Samaria). Mereka merasa akan menjadi pahlawan jika bisa membinasakan orang Samaria itu.
“Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”
Usul Yakobus dan Yohanes pada Tuhan.
Namun Tuhan Yesus tidak sepemikiran dengan Yakobus dan Yohanes, mereka bahkan ditegur alih-alih dipuji.
Tuhan Yesus memilih berpaling dan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem.
Tuhan sedang mengajar para murid untuk lebih sabar dalam menghadapi setiap masalah. Ditolak, dihina, dan dibenci adalah hal-hal yang akan menjadi bagian penderitaan Yesus sebelum mati di salib. Para pengikut-Nya juga akan mengalaminya hingga hari ini.
Hidup harus menjadi berkat bagi orang lain dan bukan malah menjadi pembinasa.
Banyak bangsa telah mendengar Yehuda menjadi berkat, sebab Allah tinggal di Yerusalem. Sehingga, banyak bangsa-bangsa dan penduduk kota akan mendatangi mereka untuk mencari Tuhan.
“Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi!
Jadi banyak bangsa dan suku-suku bangsa yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati TUHAN.”
Yerusalem menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan pusat peribadahan kepada Allah.
Pesan hari ini
Tuhan Yesus Kristus tidak pernah mengajarimu membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, Ia mengajarkan kesabaran, kasih, dan kebaikan kepadamu.
Hidup harus menjadi berkat bagi orang lain.
“Untuk apa hidupku jika aku tidak lagi berguna untuk orang lain.”