Bacaan 1: Neh 2:1-8
Injil: Luk 9:57-62
Seorang karyawan baru, rencananya akan ditempatkan di proyek eksplorasi di daerah terpencil. Mengetahui hal itu, ia lantas menghadap atasan untuk minta cuti pulang kampung sebentar katanya keluarga ada yang sakit.
Seminggu dua minggu ditunggu, ternyata karyawan tersebut tidak kembali lagi.
Ternyata alasannya itu tidak tulus, bahkan pergi tanpa kejelasan mungkin untuk menghindari bekerja di daerah terpencil.
Orang-orang yang berada disekitar Tuhan Yesus ternyata juga ada yang tidak tulus dalam mengikuti-Nya. Saat mereka ditantang Tuhan Yesus mengikuti-Nya, maka ada yang memberi alasan:
“Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
Sementara yang lainnya juga memberi alasan,
“Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Menjadi murid Kristus dituntut totalitas tanpa syarat ini-itu, kapan pun Dia membutuhkanmu harus siap. Suatu panggilan untuk tetap tinggal bersama-Nya.
Jika setengah-setengah maka Tuhan pun akan bersabda kepadamu,
“Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Namun jika tulus beriman kepada Kristus maka tujuan akhir hidupmu terjamin. Sama seperti yang dialami Nehemia, seorang Yahudi yang bertugas menjadi juru minuman Raja Artahsasta di Persia, negeri pembuangan Israel.
Allah begitu perhatian kepada umat-Nya, apa yang dirasakan Nehemia saat mendengar negerinya hancur juga dirasakan Allahnya.
Saat bangsanya Israel dalam kesulitan, maka Allah bekerja mewujudkan keinginan Nehemia melalui tangan Raja Artahsasta untuk membangun tembok Yerusalem. Allah juga menggerakkan orang-orang di sekitar Nehemia untuk membantunya.
Allah berjanji menjadi pelindung bangsa itu, membawa Israel pada kehidupan dan pengharapan yang baru.
“Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.” Demikian kata Nabi Nehemia.
Pesan hari ini
Tuluskah aku menjadi katolik?
Hidup adalah pemberian Tuhan, mari menanggapi panggilan-Nya dengan berbuat baik serta penuh rasa syukur.
“Orang yang hidup dalam ketulusan dan kerendahan hati akan menjadi pribadi yang sukses.”