PADA pukul 06.00 WIB, kabut menyelimuti Kampung Botong. Burung-burung walet yang biasanya mondar mandir di lingkungan gereja juga sudah keluar dari sarang mereka.
Matahari mulai meninggi dan jam pun terus berputar.
Setelah menyiapkan semuanya, saya dan tiga orang teman berangkat turne ke Kampung Pang Modai, sebuah permukiman dari Desa Kualan Hulu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sekadau.
Perjalanan berjalan dengan lancar, meskipun jalan menuju ke sana agak “ekstrim”. Kami tetap bisa menempuh perjalanan itu selama 1,5 jam dengan lancar.
Kampung Pang Modai, begitulah orang sering menyebutnya, karena di sana ada pohon tapang. Bentuknya seperti modai, tanduk rusa.
Misa “hanya” diikuti oleh 15 orang yang telah menerima baptis dan beberapa calon penerima baptis. Setelah misa, kami pulang ke Botong dengan gembira, walaupun hujan deras menerpa.
Akhirnya, saya meninggalkan Botong- Balai Berkuak pukul 16.00 WIB. Dalam perjalanan, hujan pun datang. Dengan penuh perjuangan saya melewatkan 30 menit sendiri. Juga mendorong saya seorang diri agar tetap bertahan.
Namun,badan akhirnya tak mampu lagi hingga akhirnya memutuskan istirahat ketika berhasil sampai di Kampung Empranang.
Sampai di kampung ini, saya beristirahat. Saya memutuskan bermalam di Empranang.
Saya sampaikan pada Pak Ketua Umat Empranang dan beliau setuju mau mengumpulkan umat untuk misa.
Mereka gembira, karena tanpa diduga ada imam datang walau statusnya “harus istirahat” di tengah perjalanan.
Ya saya dipaksa harus berhenti di kampung itu, lantaran tidak kuasa lagi menahan “derita” lantaran bumi dihantam hujan sangat deras. Itulah sebabnya, perjalanan tidak bisa dilanjutkan lagi.
Dalam misa dadakan itu, jumlah umat yang hadir ada sekitar 36 orang. Usai misa, kami melanjutkan acara kumpul bersama dengan nonton siaran televisi.
Ingat, bahwa di kampung itu pun, TV sungguh amat jarang.
Bahkan di rumah itu dan hanya keluarga penghuni rumah itu yang memiliki TV.
Perjumpaan dadakan selalu bisa mendatangkan berkat bagi semua orang yang berkehendak baik. Itu terjadi dalam sepenggal kisah perjalanan turne ke Kampung Pang Modai.