Home BERITA Umat Paroki Kleco Solo Membedah Injil Markus

Umat Paroki Kleco Solo Membedah Injil Markus

0
Umat Paroki Kleco Solo bersama Romo Bobby Steven MSF belajar bersama Injil Markus. (FX Juli Pramana)

TRANSFORMASI merupakan bentuk perubahan, penyesuaian diri dan tindakan untuk menanggapi kondisi yang ada menuju kebaikan. Transformasi untuk mengenal Kitab Suci dan mempelajarinya merupakan perubahan menuju kebaikan, semakin mengenal Kitab Suci dan mencintainya.

Tindakan kecil transformasi

“Hari ini kita belajar bersama Kitab Suci. Saya pun akan belajar pada Romo Bobby. Bersama bapak ibu yang meluangkan waktu, menyediakan diri untuk belajar bersama Kitab Suci, saya ucapkan terima kasih. Semoga dengan kesediaan diri belajar Kitab Suci kita dapat melakukan tindakan kecil bertransformasi.”

Demikian pengantar Romo Aloysius Kriswinarto MSF, Pastor Kepala Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo saat mengawali kegiatan belajar bersama Kitab Suci.

Kegiatan belajar bersama Kitab Suci dilaksanakan di Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo hari Kamis, 8 Februari 2024. Dengan tema “Kitab Suci sumber Iman Katolik”. Nara sumber pada kegiatan ini Romo Dr. Bobby Steven Octavianus Timmerman MSF, dosen Kitab Suci FTW.

Kegiatan ini merupakan rangkaian Kursus Kitab Suci yang diadakan Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi. Ini merupakan kegiatan lanjutan yang beberapa waktu lalu dilaksanakan dengan topik atau materi yang berbeda-beda tentang pengenalan Kitab Suci.

Hadir pada kegiatan ini umat, para katekis, para prodiakon, dan petugas pemandu lingkungan dari Paroki Kleco. Selain itu juga hadir umat dari Paroki Purwosari Solo dan Paroki Palur Karanganyar. Sebanyak 80 orang lebih mengikuti kegiatan ini.

Catatan materi

Berikut ini beberapa catatan materi yang disampaikan Romo Bobby MSF.

Injil adalah kesaksian tentang hidup dan pelayanan Yesus sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Sejak abad ketiga, empat Injil telah diakui Gereja Katolik. Tidak akan dikurangi atau ditambahi.

Tiga Penginjil sinoptik (Matius, Lukas dan Markus) pada sekitar 70-80 Masehi mulai menulis Injil. Masing-masing secara terpisah, meski kemungkinan ada saling pengaruh d iantara mereka.Penginjil Yohanes juga menulis Injil pada sekitar 90-100 Masehi.

Yohanes tidak termasuk Penginjil Sinoptik, karena Yohanes melihat Yesus dengan cara pandang dari “atas”. Sedangkan Penginjil Sinoptik melihat Yesus dari “bawah”.

Perbedaan Injil sebagai kekayaan

Menerima perbedaan dari keempat Injil merupakan suatu kekayaan. Empat Injil memberi kesaksian akan Yesus yang sama. Perbedaan terjadi, karena ada cara pandang yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya minat iman dan penekanan yang berbeda beda dan ditulis untuk jemaat dan lokasi yang berbeda-beda.

Pada abad pertama, kondisi literasi umat ditandai dengan kondisi jemaat-jemaat yang tersebar, memiliki rasul atau pengajar sendiri-sendiri. Saat itu sumber bacaan terbatas dan Injil masih dalam wujud kisah dari mulut ke mulut dan belum dibukukan.

Injil Markus

Pada pertemuan Kursus Kitab Suci yang berlangsung Injil yang dibahas adalah Injil Markus.

Injil Markus merupakan Injil yang petama. Injil Markus merupakan sumber penulisan dua Injil Sinoptik yang ditulis Matius dan Lukas. Injil Markus dikenal sebagai Injil yang terpendek. Karena hanya memiliki 16 bab.

Injil Markus diawali dengan kisah Yohanes Pembabtis dan diakhiri dengan peristiwa Kebangkitan Yesus. Injil Markus belum memuat Kenaikan Tuhan Yesus yang lengkap. Silsilah Tuhan Yesus, peristiwa perjalanan Emaus dan Kisah Kenaikan Tuhan Yesus menembus awan tidak tercantum dalam Injil Markus.

Injil Markus belum disadari oleh Bapa-bapa Gereja sebagai Injil yang pertama. Maka sejak abad 20, susunan Injil diurutkan dari Injil Matius, Lukas, Markus dan Yohaes. Hal ini dibuktikan dengan adanya catatan kutipan pada Injil Markus bab satu yang banyak dikutip oleh Penginjil Matius dan Lukas.

Kekhasan Injil Markus

Kekhasan Injil Markus dalam hal misi pewartaan tidak secara eksplisit menampilkan tugas pewartaan Injil. Dibandingkan dengan Injil Matius 28:16-20. Dalam perikop itu disebutkan “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”

Injil Markus secara tersirat mencantumkan tugas perutusan pewartaan. Perintahnya tiidak ada namun ajarannya ada. Yaitu bacaan Markus 7:24-38 tentang Perempuan Siro yang memohon kesembuhan anaknya yang kerasukan setan. Juga bacaan Markus 7:31-37 tentang penyembuhan orang tuli dan bisu. Dalam kedua bacaan itu tersirat pewartaan Injil.

Program belajar bersama Kitab Suci bersama Romo Bobby Stevens MSF di Paroki Kleco Solo. (FX Juli Pramana)

Diskusi kelompok

Pada saat pelaksaanaan Kursus Kitab Suci Romo Bobby mengajak peserta untuk melakukan diskusi kelompok. Diskusi kelompok dilakukan dengan membuat kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang yang duduk bersebelahan. Tugas kelompok yang diberikan membandingkan bacaan dari Injil Markus dan Injil Matius tentang kemuridan.

Bacaan yang dibandingkan murid dalam badai, Markus 4:38-41 dan Matius 28:23-37. Peserta kursus diajak menemukan penulisan yang dilakukan Markus secara apadanya dengan menulis: “Guru Engkau tidak peduli kalau kita binasa”.

Sedangkan di Injil Matius ditulis dengan lebih halus: “Tolonglah Tuhan, kita binasa”.

Pintu masuk membaca Injil

Pada saat pembahasan Injil Markus, Romo Bobby memberikan usulan bagi para pendamping katekumen apabila mengajak katekumen membaca Injil.

Disarankan dimulai dari Injil Markus karena Injil Markus merupakan Injil yang pertama, singkat karena terdiri dari 16 bab dan menampilkan kisah Tuhan Yesus dan para murid apa adanya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version