“Kami mendapatkan hibah pembangunan rusunawa dari pemerintah,” kata Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Budi Widianarko, usai peletakan batu pertama pembangunan rusunawa perguruan tinggi itu di Semarang, Senin.
Ia menjelaskan, pihaknya sebenarnya mengajukan usulan dua tower rusunawa untuk mahasiswa putra dan putri, namun baru disetujui satu tower yang pembangunannya segera dimulai dan ditargetkan rampung pada tahun depan.
Hibah pembangunan rusunawa senilai sekitar Rp15 miliar itu, kata dia, direncanakan berupa bangunan berlantai empat yang berkapasitas hunian untuk 90 mahasiswi. Satu kamar diperuntukkan satu mahasiswi.
“Kami memiliki lahan sekitar 5,5 hektare, nantinya diperuntukkan bangunan rusunawa itu, sisanya untuk taman dan fasilitas lain. Rencananya, kami prioritaskan mahasiswi baru yang berasal dari luar Semarang,” katanya.
Untuk pengelolaannya, pihaknya berencana menggandeng pihak-pihak yang biasa mengelola asrama, seperti susteran, dan opsi kedua ditangani para dosen Unika Soegijapranata Semarang sendiri.
Ditanya biaya sewa bagi mahasiswa, Budi mengaku pihaknya belum membahas secara detail terkait sewa, namun prinsipnya jelas akan lebih murah dibandingkan dengan indekos yang memiliki fasilitas sepadan rusunawa.
Selain rusunawa, Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Budi Widianarko juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan “sport hall” (gedung olahraga) yang menelan biaya sebesar Rp10 miliar.
Mirip susteran
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Sandjojo yang membawahi Unika Soegijapranata Semarang, Prof M. Sidhartani Zain mengatakan pengelolaan rusunawa akan dibuat mirip sistem susteran, atau sekolah untuk suster.
“Kami berencana menggandeng salah satu ordo suster untuk membantu pengelolaan rusunawa ini. Mereka tentunya telah berpengalaman mengelola sekolah model asrama. Kami prioritaskan mahasiswa luar Semarang,” katanya.
Terkait pembangunan gedung olahraga, ia mengatakan minat dan bakat mahasiswa di bidang olahraga perlu difasilitasi oleh perguruan tinggi, karena itu yayasan bersama universitas membangun gedung olahraga.
“Kami dari yayasan hanya bersifat pendamping dalam pendanaan. Perkiraan pembangunan ’sport hall’ menelan Rp10 miliar, sudah banyak pihak yang berniat membantu. Kalau untuk rusunawa kan hibah pemerintah,” kata Sidhartani.