Home BERITA Belarasa Usai Truk Rusak di Hutan, Tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak Nyemplung Air...

Usai Truk Rusak di Hutan, Tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak Nyemplung Air Temui Korban Banjir Sintang (7)

0
ILustrasi: Usai truk rusak di hutan, tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak nyemplung ke genangan aiir temui korban banjir Sintang. (Dok Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak via Br. Stephanus Paiman OFMCap)

TAK ada kata “menyerah” di dalam kamus pelayanan sosial kemanusiaan bagi segenap anggota tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP).

Lagi-lagi, tim pelayanan kemanusiaan ini masih dikomandani oleh Bruder Stephanus Paiman OFMCap.

Truk macet di hutan karena tuas gas putus

Jumat malam tanggal 19 November 2021 kemarin, truk pengangkut bahan-bahan pokok bantuan pangan untuk para korban banjir sampai mengalami kerusakan mesin dan terpaksa macet di jalan. Meski demikian, segenap anggota para tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak tak mau “menyerah” karena keadaan.

Perjalanan tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) sampai terhenti di jalan sepi, karena mengalami “kecelakaan tunggal”. Tali tuas gas putus.

“Kami tengah macet di jalan. Tali gas truk telah putus, sebelum kami berhasil sampai di Silat,” kata Bruder Stephanus Paiman OFMCap saat menghubungi Sesawi.Net dari TKP macetnya truk pembawa bantuan bahan pangan menuju lokasi banjir.

“Kondisi TKP saat ini sangat sepi sekali. Sama sekali tidak ada rumah penduduk, karena lokasi macetnya perjalanan kami ini memang berada di tepi hutan,” jelasnya.

Bersama anggota timnya, Bruder Stephanus mencoba mencari-cari lokasi toko di sekitaran Silat. “Semoga cepat dapat toko penjual tali tuas gas truk,” harapnya.

Waktu telah menunjukkan pukul 23.24 WIB – jelang pergantian hari Jumat ke Sabtu hari ini tanggal 20 November 2021.

Pak Ali, mekanik Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak tengah berjibaku memperbaiki tali gas truk yang putus di sebuah lokasi jalan tepi hutan. Benar-benar sangat sepi karena tiada rumah penduduk, Jumat jelang tengah malam tanggal 19 November 2021. (Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Karena truk mogok di jalan, maka setelah berhasil mendapatkan tali tuas gas, tim mekanik Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak langsung kerja lembur. Untuk memperbaiki tuas gas yang putus.

Adalah Pak Ali yang akhirnya mendapat jatah harus kerja keras untuk tugas besar ini. “Pak Ali adalah mekanik Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak,” papar Bruder Steph.

“Sama sekali darurat kondisinya. Hanya bisa berbekal senter saja untuk proses perbaikan. Namun, Pak Ali bisa langsung membereskannya,” terang Bruder Steph.

Banjir masih mengisolir Siberuang, Kapuas Hulu

Sabtu siang hari ini tanggal 20 November 2021, tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak sudah berhasil sampai di Silat.

Untuk selanjutnya, mereka langsung melanjutkan perjalanannya menuju titik-titik lokasi banjir di mana sejumlah penduduk hingga hari Sabtu (20/11/2021) ini masih “terkepung” genangan air.

Kondisi hari di lapangan sampai hari Sabtu pagi ini, kata Bruder Steph, masih diguyur hujan.

“Bahkan di beberapa tempat, tinggi genangan air menjadi lebih tinggi. Kurang lebih sampai setinggi dada orang dewasa,” tutur bruder Kapusin, pejuang kemanusiaan di berbagai medan lapangan di Kalbar ini.

Baca di sini: Religious brother in Indonesia rescues bird catcher from prison

Sabtu siang tadi, tim kemanusiaan Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak baru saja membagikan donasi amal kasihnya. Dalam rupa paket-paket bantuan sembako kepada para korban banjir di Dusun Koyan dan Dusun Nangai Ranyai.

“Keduanya lokasi itu berada di wilayah Desa Nanga Pala, Kecamatan Siberuang, Kabupaten Kapuas Hulu,” jelas Bruder Steph.

Tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak tengah berjibaku menyisir kawasan permukiman penduduk di wilayah Kecamatan Siberuang, Kabupaten Kapuas Hulu yang masih terisolir oleh genangan banjir. Permukiman penduduk yang terdampak banjir ini masuk wilayah reksa pastoral Keuskupan Sintang, Kalbar. (Dok Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak via Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Nyemplung ke genangan air dari pintu ke pintu

Untuk bisa sampai ke lokasi titik-titik permukiman penduduk yang tidak bisa “lari kemana-mana” karena lingkungannya masih terkepung genangan air setinggi leher, tim terpaksa adu nyali beneran.

“Harus berani nyemplung ke genangan air. Tetapi harus tetap tertib pakai pelampung agar tidak hanyut,” terang Bruder Stephanus Paiman OFMCap kepada Sesawi.Net, Sabtu petang ini.

Nyemplung beneran untuk bisa mencapai titik-titik lokasi bencana banjir di mana permukiman penduduk selama tiga pekan terakhir ini masih saja terkepung oleh genangan banjir. Air setinggi 1-2 meter masih menggenangi Dusun Nanga Ranyai, Desa Nanga Pala, Kecamatan Siberuang. Juga Dusun Nanga Koyan, Kecamatan Semitau – keduanya wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dan masuk wilayah reksa pastoral Keuskupan Sintang, Kalbar. (Dok Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak via Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Memang kondisinya sangat memprihatinkan.

Di beberapa tempat, genangan banjir bervariasi. Ada yang hanya setinggi pinggul sehingga kesempatan adu nyali dengan nyemplung ke air bisa dilakukan.

Tapi di tempat lain, genangan air masih sangat tinggi. 

“Bisa dua meteran lebih. Apalagi sepanjang malam dan pagi tadi, kawasan permukiman di Kecamatan Siberuang di Kapuas Hulu ini masih diguyur hujan sangat deras. Ketinggian genangan bisa mencapai 1-2 meter,” paparnya sembari mengirim video “tanda bukti” tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak itu benar-benar telah terjun ke lapangan.

Menyusuri sungai dengan arus deras dan kemudian nyemplung ke genangan air banjir guna mencapai titik-titik lokasi permukiman penduduk yang masih terisolir banjir yang melanda wilayah reksa pastoral Keuskupan Sintang, Kalbar. (Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak via Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Tidak sampai berhenti di situ saja.

Meski baru saja nyemplung ke genangan banjir dan harus mandi basah-basahan di Siberuang, tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak tetap masih mau ngegas pol lagi. Untuk kembal berjibaku bisa segera membantu para korban banjir Sintang yang masih terjebak oleh genangan air.

“Sekarang ini,” papar Bruder Steph “kami akan segera bersiap berangkat lagi menuju Semitau.”

“Infonya dari sana, genangan air sudah kembali naik lagi hingga sampai setinggi leher orang dewasa,” kata bruder Kapusin yang suka terjun ke lapangan membantu orang-orang yang kesusahan karena tertimpa bencana alam dan musibah lainnya.

Nyemplung masuk genangan air banjir menjadi solusi paling jitu bagi Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak untuk menyisir permukiman penduduk agar bisa mendistribusikan bantuan bahan-bahan pangan pokok kepada korban banjir yang melanda wilayah reksa pastoral Keuskupan Sintang. (Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Terdistribusi dengan baik sampai target sasaran

Puji Tuhan, kata Bruder Stephanus Paiman OFMCap, merespon fakta bahwa ratusan paket sembako telah berhasil didistribusikan dengan baik dan sempurna. Dari pintu rumah ke pintu lainnya sehingga mencapai target sasaran yakni warga penduduk yang terdampak.

Info para Kades dan Camat Semitau, Pak Pane Pasogit, mengatakan demikian.

“Terima kasih kepada Bruder Stephanus Paiman OFMCap dan tim relawannya yang jauh-jauh dari Pontianak, tapi telah berdedikasi mau datang ke wilayah terdampak banjir hanya untuk bisa mendistribusikan sembako secara langsung kepada warga. Jujur bahwa bantuan relawan bruder yang terbanyak telah mendistribusikan sembako kepada kami,” tutur Pak Pasogit.

Donasi amal kasih untuk Keuskupan Sintang

Silakan klik tautan di bawah ini:

https://www.sesawi.net/donasi-untuk-keuskupan-sintang-saat-hadapi-musibah-banjir/

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version