Yang masuk dari luar Seminari biasanya sudah kuliah atau bekerja. Rata-rata di atas 20 tahun. Ada yang sudah mendekati usia 30, namun amat jarang yang sudah mendekati usia 40 tahun. Ada yang masuk ke KPA (Kursus Persiapan Atas) di Seminari Menengah dulu sebelum melamar ke keuskupan/ordo/konggregasi, namun ada yang langsung menghubungi promotor panggilan dari masing-masing ordo/konggregasi. Promotor panggilan itu biasanya menyelenggarakan program khusus sebagai persiapan bagi mereka untuk melamar masuk ke ordo/konggregasi.
Masuk di Usia 49 Tahun
Baru-baru ini, ada calon imam Yesuit, yang baru masuk novisiat pada usia yang terbilang “senja”. Carlos Aubain, berumur 49 tahun ketika mulai pendidikan rohani di Novisiat Yesuit di California, Amerika Serikat. Carlos, kelahiran Argentina sudah tinggal di California Utara sejak 12 tahun. Sebelum masuk SJ, ia mendirikan lembaga hukum dan selama 22 tahun berkecimpung dalam dunia hukum dan hak-hak para pekerja. Sebagaimana dilaporkan oleh www.jesuitcalifornia.org, pada tahun 2010, ia kembali mempertimbangkan panggilannya, dan mulai menapaki panggilannya di Novisiat Yesuit “Ignatius House”, Culver City, California pada tanggal 28 Agustus 2011 ini. “Saingan” terdekatnya berusia 43 dan 39.
Pada umumnya tahapan pendidikan imam Yesuit adalah 2 tahun Novisiat, 4 tahun Filsafat, 2 tahun Tahun Orientasi Kerasulan, dan 2 – 3 tahun Teologi. Jadi, setelah 10 tahun, seorang calon baru bisa ditahbiskan sebagai Imam. Namun demikian, tentu ada pengecualian. Tentunya Carlos tidak harus menghabiskan waktu 10 tahun untuk sampai menjadi imam. Kabarnya, Yesuit dapat mentahbiskan imam (tentu dengan seleksi internal yang ketat) pada calon yang sudah 5 tahun hidup dalam Serikat Yesus. Jika demikian, secara teoritis Carlos sudah dapat menjadi imam Yesuit pada umur 54 tahun.
Amerika Kurang Imam
Survei baru-baru ini kepada sekitar 1,422 orang Katolik Amerika, yang
Responden yang terdiri 63% orang Amerika Katolik kulit putih, 54% menikah, 34% di atas usia 55 tahun, dan 10% berusia sekitar 18-24 tahun ini berharap agar peran mereka dalam hidup menggereja lebih besar. Tiga perempat responden setuju bahwa awam berhak menentukan bagaimana uang di Paroki dipergunakan, menentukan Imam bagi Paroki mereka sendiri dan memutuskan penutupan Paroki. Hal ini tampaknya sebagai reaksi atas keyakinan 58% umat Katolik,”Sebagian besar imam tidak mengharapkan awam menjadi pemimpin, tapi hanya pengikut saja.”
Dear Rev,
I am a 49-year-old Prof. majoring in economics, I got a religious order to become a priest. Can you recommend me which congregation in Indonesia, particulary, in Malang who can accept person with such age? I wish I could have a non regular program, so I may be ordained after two or three years later.
Thanks for your help.
Mas Mispan .
Masalah Gereja di dunia Barat tampaknya memburuk dalam hal Jumlah Iman , Jumlah orang ke Gereja dsb ; akan tetapi mungkin mereka jadi lebih sadar dalam Akal Budi mereka dan bisa mengatakan seperti Yakobus : Aku menunjukkan Imanku dengan perbuatan bukan dengan kata kata.
Boleh jadi kita di Indonesia seolah manis , gerejanya penuh sesak ; tetapi apakah kita sudah sesuai dengan kehendak Allah . Semoga .
Gereja yg penuh sesak salah satu indikator ada niat untuk menjadi lebih baik. Dan gereja menjadi kosong, bisa juga salah satu indikator semakin hilangnya iman dari hati.
Bukankah Tuhan Yesus dahulu juga selalu pergi ke sinagoga setiap hari Sabat?
Saya ingin menjadi seorang Romo tapi usia saya 46 tahun. Saya berpraktik di sebuah rumah sakit swasta sebagai seorang klinisi. Saya sudah tertarik sejak masih kuliah di S1. Apakah di Indonesia bisa?
silakan mencari informasi kepada tarekat religius yang diminati.
syalom,saya ingin jadi romo dan merasa terpanggil waktu smk kelas 11, tetapi saya belum berkesempatan mengikuti tes di saat saya lulus.sekarang saya sedang menempuh pendidikan perkuliahan S1 semester 2,umur saya sekarang 18 tahun saya tertarik dan ingin jadi romo,apakah saya masih bisa berkesempatan untuk sekolah seminari?
info ke kami di mana anda berada supaya bisa diarahkan
Shalom redaksi Sesawi
saya Fransiscus S Tjaijadi,saya sudah bekerja sebagai pengajar (guru dan dosen) dan pernah mengikuti pendidikan calon biarawan tetapi akhirnya mengundurkan diri,tetapi setelah sekian lama bekerja dan hidup di luar serta melayani sebagai awam,panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di ladang-Nya selalu ada dan saya tertarik untuk menjadi Imam Praja/diosesan.Bisakah memberikan saran atau masukkan bagi saya?..Terima kasih..Tuhan Yesus Kristus memberkati
kami coba tampung dulu gagasan baiknya pak
bisa email japri ke redaksi supaya gagasan tsb kita sampaikan kepada yang terkait