Mgr. Yohanes Harun Yuwono menetapkan status unit pastoral St. Andreas Mesuji, Lampung menjadi Paroki St. Andreas Mesuji, Minggu, 8 Juli 2018. Penetapan status menjadi paroki itu merupakan perayaan syukur atas hidup dan pergumulan iman umat beriman Unit Pastoral St. Andreas Rasul Mesuji selama 25 tahun.
Tahun 1993 Gereja Keuskupan Tanjungkarang menetapkan Mesuji sebagai Unit Pastoral dengan Pastor Antonius Suhendri sebagai gembalanya. Penetapan Unit Pastoral St. Andreas Mesuji rupanya belum dapat mengatasi luasnya wilayah pelayanan. Lagi pula mengingat perkembangan jumlah umat beriman, maka tahun 2001 dilahirkanlah wilayah gerejani yang baru yaitu Unit Pastoral St. Yusup Pekerja, Tulang Bawang yang pada tanggal 20 Juni 2018 telah lebih dahulu ditetapkan sebagai Paroki.
Peristiwa itu bagi Mgr. Yohanes Harun Yuwono seperti seorang kakak yang harus ‘ngemong’ (mengasuh) adiknya. Dalam homilinya saat Misa Syukur 25 tahun Unit Pastoral St Andreas Mesuji, Mgr. Yuwono teringat akan kakaknya yang sekolah satu tahun lebih dahulu. Di kelas I SD kakak Mgr. Yuwono tidak naik kelas karena ia harus ‘ngemong’ adik-adiknya sehingga sering absen. Satu tahun berikutnya, oleh kakaknya itu, Mgr. Yuwono didaftarkan di sekolahnya. Jadilah mereka sama-sama duduk di kelas I. Peristiwa itu berlangsung begitu terus. Maka ketika Uskup Yuwono naik ke kelas II, kakaknya tetap tinggal di kelas I.
Begitu pula yang terjadi atas Unit Pastoral St. Andreas Mesuji yang merupakan ‘kakak’ dari Paroki Tulangbawang. Sang adik, Paroki Tulang Bawang, telah ditetapkan menjadi paroki lebih dahulu, ujar Uskup yang diiringi tawa kecil umat yang hadir.
Uskup menegaskan, meski medan pelayanan cukup berat dan letaknya paling ujung di Keuskupan Tanjungkarang, namun Roh Allah harus terus menyala. Hidup keberimanan itu harus dimulai dari keluarga masing-masing, seperti yang telah dicanangkan dalam retret agung Keuskupan Tanjungkarang tahun 2018.
Panggilan hidup berkeluarga itu, lanjut Uskup, bukan hanya keselamatan bagi pasangannya. Kalau keluarga baik, masyarakat akan sehat. Kalau keluarga retak, masyarakat juga akan sakit. Panggilan hidup berkeluarga adalah panggilan hidup kemanusiaan, kemasyarakatan, dan kebersamaan. Jangan larut dalam kegembiraan hanya hari ini, tetapi bersukacitalah senantiasa, seperti kata Paus Fransiskus. Iman setiap hari dimulai di rumah lalu dialirkan ke masyarakat.
Umat Paroki Mesuji ini ada 19 stasi, yang dikelompokkan dalam 3 wilayah yakni: Wilayah Mesuji, Wilayah Gedung Aji Baru dan Wilayah Timur / Rawajitu. Berdasarkan data Juni 2017 Umat Katolik Paroki Mesuji ada 499 KK dengan jumlah jiwa + 1.600. Gereja Simpang Pematang sebagai pusat pelayanan, stasi terdekat SP1A / Muktikarya jaraknya + 4 km dan stasi terjauh yakni Sungai Sibur + 200 km (100 km jalan darat dan 100 km jalan air termasuk menyusuri Laut Jawa. Pelayanan rutin Ekaristi untuk stasi pusat setiap Minggu; stasi-stasi lain dua minggu sekali dan khusus untuk Sungai Sibur pelayanan Ekaristi sekurang-kurangnya 3 kali satu tahun karena faktor jarak dan biaya.
Selain Perayaan Syukur atas 25 tahun bertema “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”(Lukas 5:4) ini, ada 105 orang menerima Sakramen Krisma, Pelantikan Dewan Pastoral Paroki, dan Pelantikan Prodiakon sebanyak 35 orang. Usai Perayaan Syukur yang dihadiri sekitar 1.000 orang ini dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan berbagai atraksi meriah.