INI dalam rangka pesta syukuran Pengutusan Misioner.
Hari Rabu, 22 Juni 2022, bertepatan dengan misa syukur ulang tahun Bapak Uskup Mgr. Paulinus Yan Olla MSF, Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara juga bersyukur.
Ini karena keuskupan mendapat tambahan tenaga misionaris bantuan dari Keuskupan Atambua. Ketiga imam baru yang akan berkarya di Keuskupan Tanjung Selor ini adalah:
- Romo Yohanes Meak Pr.
- Romo Yopitus Luan Nahak Pr.
- Romo Yuvenalis Lake Pr.
Mereka bertiga akan bertugas selama minimal lima tahun dan sesudahnya masih dapat diperpanjang.
Yang terbaik itulah yang dikirim
Tiga imam diosesan Keuskupan Atambua ini merupakan pilihan terbaik dari keuskupannya. Karena mereka bukan hanya diutus begitu saja.
Dari sekian banyak calon yang mendaftarkan diri untuk pelayanan misioner di luar wilayah reksa pastoral Keuskupan Atambua di Timor Barat, NTT, maka ketiga imam diosesan inilah yang akhirnya terpilih. Untuk diutus datang membantu karya pastoral Keuskupan Tanjung Selor.
Keuskupan Atambua memang mempunyai keterbukaan misioner yang diperlihatkan melalui pelayanan-pelayanan yang dilakukan di luar keuskupannya.
Bukan yang pertama kali
Di masa lalu, ada dua tenaga imam Keuskupan Atambua telah dikirim dan ditugaskan dalam jangka waktu yang cukup lama di wilayah Keuskupan Samarinda. Wilayah ini kemudian berkembang menjadi ranah pastoral Keuskupan Tanjung Selor.
Maka, pengiriman kali ini bukanlah yang pertama. tetapi merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pada saat bersamaan juga, Keuskupan Atambua sedang mempersiapkan pengiriman misionaris-misionaris mereka lainnya. Mereka akan segera dikirim ke Keuskupan Maliana, Timor Leste.
Di masa lalu, Keuskupan Tanjung Selor pernah mendapatkan bantuan dari beberapa keuskupan, antara lain: Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Bandung, Keuskupan Malang, dan Keuskupan Surabaya.
Tetapi saat ini hanya ada dua keuskupan yang masih setia membantu. Yakni, Keuskupan Bogor dan Keuskupan Pangkalpinang. Masing-masing mengutus satu imamnya berkarya di Keuskupan Tanjung Selor.
Hadiah uskup di HUT ke-59
Mgr. Paulinus Yan Olla MSF tentu saja merasa bahagia karena di hari ulang tahunnya mendapatkan hadiah kiriman tiga imam baru. Untuk mengisi kebutuhan tenaga misioner di Keuskupan Tanjung Selor.
Hal itu diungkapkan Bapa Uskup dalam homilinya, “Terimakasih karena kehadirannya: adatiga imam dari Keuskupan Atambua datang menjadi kado terindah yang bisa diterima.”
Bapa Uskup bersyukur atas solidaritas Gereja di dalam karya misinya. Memanglah benar, Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara ini masih memerlukan banyak tenaga.
Beliau juga mengungkapkan rasa gembiranya karena pada hari yang sama, beliau mendapatkan konfirmasi bahwa seorang imam dan seorang bruder MSF dari Provinsi Kalimantan juga akan segera datang. Guna semakin memperkuat tim pastoral Keuskupan Tanjung Selor. Walaupun belum dapat diterima bersamaan saat ini.
Tidak ada “misionaris domestik”
Mengomentari ada yang memberi judul misionaris domestik pada video mengenai tiga imam dari Keuskupan Atambua tersebut, Mgr. Paulinus mengatakan beberapa pokok pikiran ini.
“Dalam refleksi teologis, tidak ada namanya misionaris domestik dan misionaris universal. Misionaris adalah orang yang diutus hadir mewartakan Injil Tuhan di mana pun ia ditemukan.
Di dalam ensiklik Redemptoris Missio, pandangan kita dibuka untuk melihat bahwa misionaritas itu tidak diikat pada suatu daerah tertentu. Misionaris sekarang ukurannya adalah lingkup dan suasana di mana Kristus tidak dikenal.”
Kehadiran suster SFMA di Nunukan
Tampak hadir empat Suster Fransiskan Misionaris dari Assisi (SFMA), yaitu Sr. Cristina Hur SFMA (Pimpinan Indonesia) dan Sr. Paola Kim SFMA. Kedua suster ini berasal dari Korea Selatan dan saat ini mereka berdua masih melayani di Keuskupan Agung Medan.
Kemudian, juga hadir Sr. Helmawati Saragi SFMA (Pimpinan Komunitas di Nunukan) dan Sr. Anastasia SFMA. Keduanya saat ini melayani Paroki Nunukan, Keuskupan Tanjung Selor.
Maksud kedatangan keempat suster ini berkaitan dengan rencana pengembangan pelayanan mereka ke Paroki Sebuku dan membantu karya pastoral yang ada.
Sesuai kesepakatan awal yang dibuat, Bapak Uskup meminta agar juga dapat dilakukan pelayanan di luar area komunitas mereka (Nunukan).
Tahun ini, kehadiran Kongregasi Suster SFMA telah menginjak tahun ketiga berada di Paroki Nunukan.
Mgr. Paulinus lalu mengatakan demikian.
“Dengan menerima kehadiran tiga imam dari Keuskupan Atambua dan para suster SFMA, kita ini menegaskan di hadapan Tuhan.
Yakni, kehadiran Gereja tidak lain akan dibimbing dan didukung oleh Allah sendiri. Melalui berbagai cara akan mendukung karya misioner yang kita lakukan.”