SETELAH menjawab “ya” atas penunjukan menjadi Uskup Terpilih Keuskupan Tanjungkarang, Lampung, Mgr. Vinsensius “Avin” Setiawan Triatmojo langsung dilanda kegalauan.
Namun tak lama kemudian, ia harus mengatur diri. Memantapkan niat menjadi gembala baru untuk Keuskupan Tanjungkarang. Setelah bertahun-tahun sebelumnya tugas mengampu pastoral sebagai imam diosesan Keuskupan Agung Palembang.
“Karena sabda-Mu, kutebarkan jala juga.”
Ia memilih motto pastoral dengan bunyi “In Verbo Tuo Laxabo Rete” yang artinya “Karena sabda-Mu, maka kutebarkan jala juga.”
Keberpihakan kepada kaum papa miskin
Dalam perbincangan pribadi dengan penulis beberapa hari sebelum tahbisan episkopalnya menjadi Uskup Keuskupan Tanjungkarang, Mgr. Vinsensius mengungkapkan visi dan visinya ke depan.
Antara lain, kata uskup yang sejak kecil dipanggil akrab dengan nama Avin ini, panggilan untuk selalu mengedepankan perhatian dan keberpihakan kepada kaum papa miskin. Dalam bahasa lebih kerennya adalah option for the poor.
Kerja keras untuk bersama yang lain ciptakan kesejahteraan umum
“Menjadi Katolik berarti 100% Katolik, 100% Indonesia. Itu berarti kita mesti bekerja keras untuk bersama-sama yang lain mengupayakan kesejahteraan umum,” terang uskup yang menempuh studi lanjutan di Paris, Perancis.
Dengan gagasan ini, kata Mgr. Avin, tidak ada lagi waktu untuk duduk santai atau ber-leha-leha. Cepat gancang kerja keras. (Berlanjut)
Baca juga: Gladi Resik Jelang Tahbisan Uskup Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo (2)