DI kalangan para Jesuit Indonesia, semua orang sudah mahfum alias sudah hafal betul, sosok Uskup Purwokerto Mgr. Julianus Sunarka SJ ini dikenal sebagai pribadi yang eksentrik, namun punya gaya pastoral yang benar-benar ciamik, bersemangat miskin, dan berpenampilan sangat sederhana. Uskup yang satu ini memang suka blusukan alias pergi berpastoral kesana-sini memasuki pedesaan tanpa banyak formalitas dan urusan protokoler.
Pada sosok Mgr. Julianus Sunarka SJ, kita mendapati sisi paling human dari seorang gembala rohani dengan jabatan Uskup: berjiwa egaliter, punya jiwa spontanitas, segar, dan tampil apa adanya.
Makanya, tak heran kalau Mgr. Julianus Sunarka tiba-tiba “kedapatan” naik kereta api sendiri dari Purwokerto ke Jakarta untuk berbagai urusan. Begitu pula, langsung nyengklak numpak becak dari Stasiun Purwokerto menuju Wisma Keuskupan. Pokoknya, serba rileks, tak terlalu ribet dengan urusan protokoler dan yang penting: bisa menjamah umat demi layanan pastoral.
Manajemen uang
Termasuk, ketika Mgr. J. Sunarka SJ harus berurusan dengan manajemen keuangan. Serba apa adanya dan kalau perlu “ngemis” pun, beliau rela jalani demi sebuah tujuan mulia yakni projek sosial pengembangan umat.
“Sethithik ya ora ditampik, akeh soyo pikolehe”, kata Mgr. Julianus Sunarka SJ membahasakan ungkapan bahasa Jawa yang kurang lebih berarti “Mendapat donasi sedikit ya diterima, kalau dapat lebih banyak lagi ya lebih bagus”.
Padahal, urusan keuangan jelas bukan barang baru untuk Mgr. Sunarka SJ. Sebelum mengemban tugas sebagai Uskup Purwokerto, beliau lama berkecimpung dalam manajemen keuangan di Keuskupan Agung Semarang sebagai ekonom KAS. Lalu, pos yang sama dia emban di jajaran fungsionaris SJ sebagai ekonom Ordo SJ Provinsi Indonesia.
Tentang komitmen Mgr. Julianus Sunarka SJ terhadap projek pengembangan Stikom Yos Sudarso, Uskup Purwokerto ini pun juga tak sungkan “ngemis” (minta-minta) agar kekurangan dana pembangunan bisa segera terlengkapi.
Kepada seorang romo MSC yang baru saja mendarat di Sidney (Australia) untuk sebuah tugas pastoral temporer, Uskup Purwokerto Mgr. Julianus Sunarka melayangkan pesan pribadinya.
“Yth. Romo di Negeri Kangguru. Berkah Dalem. Puji Tuhan, Romo sudah selamat tiba di Benua Kangguru. Selamat melayani umat di sana. Ini titipan dari saya: Silakan Romo mengemis pada kenalan Romo di Australia. Pemberian dana sedikit ya diterima, kalau banyak ya lebih baik lagi,” tulis Mgr. J. Sunarka blak-blakan.
Kepada seorang Romo Jesuit yang berkarya di sebuah gereja di kawasan Jakarta Selatan, Mgr. Julianus Sunarka juga menitipkan pesan pribadinya.
“Romo Yth. Berkah Dalem. Saya mohon pertolongan Romo, karena Romo punya wilayah dan pasti juga punya relasi banyak. Nah, siapa tahu di antara kenalan Romo ada yang mau berbaik hati karena saya ini serius ngemis-ngemis (minta-minta) mencarikan dana pembangunan untuk pengembangan STIKOM Yos Sudarso milik Keuskupan Purwokerto,” tulis Monsinyur J. Sunarka SJ kepada rekan romo Jesuit yang mengemban tugas di sebuah paroki di Jakarta. (Bersambung)
Link: Keuskupan Purwokerto
Artikel terkait:
Uskup Purwokerto “Ngemis” agar Stikom Yos Sudarso Bisa Tampung Lulusan dari Keluarga Sederhana (2)
Nah ini yg saya salut. Piyantun ingkang sederhana, ulet, praktis ning ora nylekutis. Monsinyur ning ora ketok lik Monsinyur, mbedani dhewe…alias nyentrik he he. Doaku untukmu Monsinyur Sunarka….