VIKJEN Keuskupan Atambua, Rm. Dr. Theodorus Asa Siri Pr, miemimpin Perayaan Ekaristi dalam rangka peletakan batu pertama Gereja Santo Fransiskus Xaverius Fatuoni, Timor Tengah Utara, NTT, Sabtu (3/12/2016).
Selaku selebran utama dalam perayaan tersebut, Rm. Theo mengimbau umat Paroki Fatuoni untuk kerja tuntas dan sempurna. “Anda sudah membangun tekad bersama untuk membangun gedung gerejamu. Maka saya menhimbau anda sekalian untuk mengerjakan pembangunan gereja ini sampai tuntas dan sempurna,” serunya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk berkerjasama membangun gedung gereja dalam semangat santo pelindung paroki mereka. “Mari bergandengan tangan untuk membangun gereja paroki ini dalam spirit Santo Fransiskus Xaverius,” ajaknya.
“Yakinlah, ia pasti akan mendoakan anda sekalian agar upaya anda membangun gedung gereja ini bisa selesai sesuai dengan rencana,” tambahnya.
Paroki St. Fransiskus Xaverius Fatuoni ini awalnya merupakan salah satu stasi dari Paroki Bunda Allah Ponu. Namun, atas pertimbangan bertambahnya jumlah umat dan upaya pendekatan pelayanan, pastor paroki waktu itu (Rm. Makarius Molo Pr) meminta Bapak Uskup Atambua untuk membuka paroki baru di Fatuoni.
Persis pada tahun 2001, Mgr. Anton Pain Ratu SVD, selaku Uskup saat itu menerbitkan SK defenitif sebagai paroki.
Sesuai rencana, semestinya kegiatan peletakan batu pertama dilakukan oleh Bapak Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr. Namun karena beliau berhalangan hadir, maka Romo Vikjen diberi mandat untuk menggantikannya.
Hadir juga dalam acara itu, Bupati TTU yang diwakili oleh Asisten I, Wilibrodus Apaut, beberapa pejabat pemerintah kabupaten dan kecamatan, dan dua orang anggota DPR Kabupaten yang berasal dari Paroki Fatuoni. Bupati TTU dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten I, mengajak semua umat Paroki Fatuoni untuk memaknai perayaan yang dirayakan pada hari ini sebagai peristiwa iman. Dalam sambutan itu sempat disinggung juga akan perlunya kerjasama sinergis tiga elemen penting dalam pembangunan manusia yakni: pemerintah, Gereja, dan masyarakat umum.
Acara peletakan batu pertama baru dilaksanakan sesudah perayaan ekaristi. Suhu yang panas menyengat tidak menyurutkan antusiasme umat untuk turut menyaksikan acara tersebut. Seluruh rangkaian kegiatan akhirnya ditutup dengan makan siang bersama.
Membangun Gereja adalah suatu berkah yang telah Tuhan berikan kepada umat-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah di zaman modern ini,