Wajah Allah di Bumi

0
Orang Samaria menolong korban perampokan, by Jacopo Bassano, c. 1562-1563.

Kamis, 14 Maret 2024

  • Kel. 32:7-14;
  • Mzm. 106:19-20,21-22,23;
  • Yoh. 5:31-47.
  • WAKTU saya kecil seringkali saya ikut menonton orang yang sedang menyabung ayam atau mengadu ayam. Bapak-bapak itu begitu antusias mengelilingi kalangan, mereka berteriak, menyemangati ayam aduan mereka.

Untuk memiliki ayam aduan yang hebat, mereka merawat dengan serius ayam aduan mereka. Makanan ayam dipilih yang baik, diberi vitamin, bahkan ada makanan suplemen yang membuat tubuh ayam itu kuat dan lincah.

Ketika tiba saatnya diadu, pemilik ayam menaruh semua greget dan semangatnya pada ayamnya, dia bertaruh untuk ayamnya, bukan hanya harta benda namun juga harga dirinya.

Demikian juga diri kita ini yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan. Kita ini ibarat ayam aduan Tuhan yang dirawat dengan kasih dan di beri kekuatan untuk berjuang dalam kehidupan di dunia ini. Pergulatan kita melawan kuasa kegelapan untuk memenangkan wajah kasih serta kerahiman Tuhan. Menang kalah bukan hanya membawa nama diri sendiri namun Tuhan yang kita muliakan atau kita cemarkan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”

Pekerjaan Tuhan Yesus itulah yang menjadi saksi bagi diri-Nya. Hal itu berarti bahwa melalui karya-karyaNya, kuasa Yesus sebagai utusan Allah dapat dilihat dan dirasakannya. Yesus mempertanggungjawabkan jati diri-Nya sebagai utusan Allah melalui karya-karya-Nya.

Paus Paulus VI mengatakan bahwa orang-orang jaman sekarang ini lebih senang mendengarkan seorang saksi dari pada seorang guru. Yang dimaksud dengan kata “saksi” adalah orang yang sudah menghayati imannya dalam hidupnya.

Sedangkan kata “guru” artinya orang yang hanya mengajar atau omong. Orang yang sudah menghayati imannya dalam hidup sehari-hari lebih didengarkan dari pada orang yang hanya omong. Keteladanan yang baik menjadi pengajaran yang jauh lebih efektif dari pada perkataan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah perilaku sehari-hari telah mencerminkan bahwa aku adalah murid Kristus?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version