“Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan orang lain.” (1Tes 1,5)
SEMINGGU yang lalu ada seratus orang berlatih untuk melawan hoaks di Pondok Pesantren An Najah. Mereka terdiri dari umat Katolik dan para santri. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu dan merupakan kelanjutan dari acara pekan Komsos Nasional yang yang telah diadakan beberapa waktu sebelumnya di Purwokerto. Pelatihan ini bertujuan agar para peserta menjadi sebuah tim yang aktif dan mempunyai ketrampilan untuk mengklarifikasi munculnya hoaks di dalam media sosial dan mencegah penyebarannya.
Hoaks adalah berita bohong atau informasi yang tidak benar tentang berbagai macam hal. Hoaks banyak diposting di dalam berbagai macam media sosial maupun disebar melalui grup-grup WA, BB dan media lainnya. Banyak hoak disebarkan dengan berbagai kepentingan, sepeti mencari keuntungan materiil atau finansial, hanya sekedar main-main atau iseng, atau untuk memfitnah dan menjatuhkan orang atau lembaga. Berbagai macam berita bohong tersebut dibuat dengan memanfaatkan konflik SARA, ketegangan dan suasana politis yang panas atau memanfaatkan peristiwa lain.
Bahkan media cetak dalam beberapa hari ini masih memuat informasi tentang kelompok Saracen yang bekerja untuk memproduksi berbagai macam ujaran kebencian dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan finansial dan untuk menghancurkan pribadi atau kelompok. Mereka memproduksi berbagai ujaran kebencian tergantung dari kebutuhan atau pesanan yang mereka terima.
Dalam situasi seperti ini, pesan St. Paulus sungguh aktual bahwa dia mewartakan Injil bukan hanya dengan kata-kata kosong saja; Injil yang dia wartakan bukanlah hoaks atau berita bohong. Sebab dia mewartakan Injil dalam bimbingan dan terang Roh Kudus; Roh yang memberi kekuatan bagi para pewarta Injil; Roh Kudus yang membuat seseorang menerima Injil dan percaya kepada Tuhan. Warta Injil yang memberikan kepastian kokoh, karena berdasar pada seorang Pribadi yang terpercaya dan yang berkenan kepada Allah, yakni Yesus Kristus; Pribadi yang tidak hanya memberikan pengajaran, tetapi juga memberikan kesaksian hidup melalui karya-karya baik dan luar biasa; Pribadi yang tidak mau mementingkan Diri sendiri, tetapi semata-mata mau mengasihi dan menyelamatkan manusia dengan sengsara, penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib; Pribadi yang telah bangkit dari kematian dan naik ke surga. Pribadi inilah yang diimani dan diwartakan St. Paulus serta menjadi inspirasi bagi hidupnya, yang terarah pada keselamatan dan kepentingan orang lain.
Bagaimanakah dan dengan cara apakah saya mewartakan Injil selama ini, sehingga pewartaan tersebut bukan merupakan hoaks, tetapi warta yang memberi kepastian kokoh? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)