Rabu, 19 Oktober 2022
- Ef. 3:2-12.
- MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6.
- Luk. 12:39-48.
BERJAGA-jaga, selalu waspada atau siap sedia adalah bagian dari panggilan kita sebagai pengikut Kristus.
Kita diminta untuk siap melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah.
Kita juga diminta untuk selalu siap bertanggung jawab atas apa yang ditugaskan kepada kita.
Namun sering kali terjadi bahwa kewaspadaan iru muncul setelah setelah kejadian yang merugikan kita.
Sebelum ada kejadian yang mengakibatkan kita rugi atau kecewa atau sedih, kita cenderung merasa aman dan tenang-tenang saja.
Ketika kita mengalami peristiwa yang merugikan kita, kita lalu bereaksi, misalnya pasang cctv, membayar orang untuk menjaga rumah kita, pintu kamar dikunci karena sebelumnya tidak pernah dikunci, bahkan lalu membeli brangkas untuk menyimpan harta kekayaan kita.
Intinya kewaspadaan dan berjaga-jaga baru dilakukan setelah ada kejadian karena sebelumnya kurang pernah terpikirkan.
Seorang sahabat menceritakan bahwa dia sangat senang anak-anaknya suka membawa teman-temannya bermain dan kumpul di rumahnya.
Dia merasa hal ini lebih baik, daripada dia dihantui pikiran dan perasaan kuatir akan anaknya yang pergi bermain di luar rumah dengan temannya.
Dengan kumpul di rumah, dia menjadi tahu teman-teman anaknya seperti apa, dan kualitasnya bergaulnya sejauh mana.
“Saya trauma membiarkan anak-anakku pergi bermain ke luar bersama teman-temannya apalagi di malam hari,” ujarnya.
“Hal ini tidak terlepas dari apa yang dialami anak sulung saya, beberapa tahun yang lalu, ketika anaknya pergi bersama teman-temannya tiba-tiba diserang orang tak dikenal hingga anaknya sakit tldak sadarkan diri sampai tiga hari,” lanjutnya.
“Sejak saat itu, dia melarang anak-anaknya bermain ke luar rumah khususnya di malam hari, dia lebih senang jika teman-temannya berkumpul dam bermain di rumahnya,” tegasnya.
“Saya ingin anakku tidak mengalami peristiwa yang bodoh untuk kedua kalinya, syukurlah dia bisa selamat dan sembuh, sedangkan dari pengeroyokan itu, ada kurban jiwa,” katanya.
“Saya tidak ingin mengalami peristiwa yang kelabu lagi hanya karena saya lengah, dan kurang perhatian serta kurang pengawasan pada anak-anak,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”
Perumpamaan ini membuka mata hati kita tentang betapa mendesaknya menanti Tuhan dengan hati yang penuh kesiapan dan dengan sikap iman yang takwa dan tahu berterima kasih.
Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga karena kejahatan dapat memangsa kita di kala kita lengah.
Yesus mengingatkan kita karena Dia tahu betapa kejahatan bisa tampil dalam wajah yang serba manis dan penuh kenikmatan, untuk itu perlu waspada.
Kewaspadaan konkret yang perlu kita pelihara adalah memperhatikan dan menaruh belas kasih kepada sesama kita, bukan justru hanya memikirkan diri sendiri.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku selalu siap sedia menanti kehendaak Tuhan dalam hidupku?
Memang tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita, dan juga kita nga perlu khawatirkan hal itu, karena penjemput dari Tuhan Yesus adalah penjemputan yang paling baik.
Siapa pun, siap tidak siap kalau Yesus sudah berkenan memanggil kita kan nggak mungkin menolak ?. Dia yang empunya kuasa yang selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dia yang paling menyayangi kita, Ia pertaruhkan nyawa untuk kita, masa kita yang di kasihi menolak.
Yang saya yakini Yesus pasti berikan yang terbaik untuk kita ?, apapun kondisinya.
Amin