Home BERITA Waspadalah terhadap Segala Ketamakan

Waspadalah terhadap Segala Ketamakan

0
Ilustrasi -- Hidup penuh ketamakan. (Ist)

Puncta 31.07.22
Minggu Biasa XVIII
Lukas 12: 13-21

PERNAH kejadian di pedalaman, sebuah peristiwa memilukan.

Pada musim kemarau, banyak sungai dan selokan surut airnya. Ada banyak ikan keluar dari lubang-lubang persembunyian.

Mereka mencari lubuk-lubuk yang masih ada airnya untuk bisa bertahan hidup.

Kesempatan seperti ini tidak disia-siakan oleh warga untuk menangkap ikan. Orang turun ke sungai atau selokan di perkebunan sawit dan mengambil ikan dengan mudah.

Seorang bapak hanya dengan celana dan kaos turun ke selokan. Dia sangat girang karena ada banyak sekali ikan.

Dia ikat kaosnya dengan tali rafia di pinggang. Dia ambil ikan dan dimasukkan ke dalam kaosnya sampai tubuhnya kena duri ikan.

Masih ada banyak ikan. Dia masukkan juga ke saku celana sampai penuh. Kaos di tubuhnya menggelembung terisi banyak ikan.

Belum juga puas, dia ambil ikan dan digigitnya dengan gigi depannya. Saking bersemangatnya mendapatkan ikan sebanyak itu, dia lupa diri dan ikan yang masih hidup itu tiba-tiba meluncur di mulutnya.

Ikan itu masuk ke tenggorokannya dan menyangkut di dalam kerongkongan. Duri-duri ikan itu mengakibatkan pendarahan dasyat.

Bapak itu dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita pada keserakahan.

Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Banyak orang menganggap harta kekayaan akan menjamin kebahagiaan. Orang kemudian mengejar dan menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya.

Tidak ada yang keliru orang berusaha menjadi kaya. Yang salah adalah berpikir kekayaan itu segala-galanya dan mengaggap itu sebagai tujuan hidup satu-satunya.

Yesus memberi gambaran orang yang membangun lumbung besar dan menimbun segala gandum dan barang-barang dunia.

Ia merasa aman dan terjamin dengan persediaan harta yang banyak.

Namun jiwa kita bukanlah milik tubuh kita. Yesus berkata, “Jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?”

Yesus mengingatkan dan menghendaki agar kita tidak terlalu bernafsu mengumpulkan harta duniawi, tetapi berusaha kaya di hadapan Allah.

Kaya di hadapan Allah adalah ketika dengan harta kekayaan kita berani berbagi dengan sesama.

Kekayaan bukan untuk egoisme pribadi tetapi untuk membantu sesama. Dunia diciptakan bukan untuk kepentingan sendiri tetapi untuk kehidupan bersama.

Marilah kita mulai berbagi dan membantu sesama. Dengan itu kita akan kaya di hadapan Allah.

Jika kita mati, harta kekayaan akan ditinggalkan, tetapi kebaikan kita akan dibawa untuk menjamin keselamatan kekal.

Sabtu Pahing tahun baru Jawa,
Banyak nyepi bersihkan jiwa.
Mari kumpulkan harta surga,
Menanam kabaikan untuk sesama.

Cawas, jangan serakah…..

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version