SERING dikatakan demikian. Kalau mau masuk surga, mulailah dari rumah. Kalau kita dianugerahi perkawinan yang bahagia, keluarga yang harmonis, sebenarnya kita sudah “masuk surga”.
Kalau dalam keluarga kita, yang terjadi adalah sebaliknya, kita sudah “masuk neraka”.
Pada bulan Februari, yang di seantero dunia dirayakan sebagai bulan cinta ini, kita tidak ingin sekedar mengungkapkan perayaan kasih itu hanya dengan rangkaian bunga atau “candle dinner”.
Kita sungguh ingin bersyukur bersama banyak saudara yang berhasil melaksanakan janji setia mereka di depan altar. Kita ingin berterimakasih kepada para pasutri yang dengan tekun dan setia telah menghidupi janji suci mereka: “tetap setia dalam untung dan malang”.
Pasangan yang berhasil mengarungi hidup perkawinan selama 25, 40, 50, 60 atau bahkan 70 tahun sungguh pasangan yang sangat terberkati. Namun, kita semua tahu, merasakan dan mengalami hidup tak seindah mimpi. Terlalu banyak masalah yang terbentang di depan kita.
Rasanya, masalah hidup di jaman sekarang semakin ruwet dan komplek saja. Akibatnya, untuk banyak saudara kita sekarang ini, memiliki perkawinan yang utuh adalah sebuah kemewahan. Setia dan kesetiaan tinggal istilah hampa. Perceraian adalah pilihan yang dinilai sebagai yang paling realistis.
Syukurlah, Gereja Katolik selama ini dikenal sebagai lembaga yang sangat serius atau bahkan dinilai sebagai lembaga paling intens mempersiapkan serta mendampingi umatnya dalam hal perkawinan dan hidup berkeluarga.
Pada Konsili Vatikan II, 60 tahun lalu, secara tegas gereja mengatakan: “Kegembiraan, harapan, duka, dan kecemasan umat manusia dirasakan pula oleh para murid Kristus…”.
Pada Bulan Cinta ini, kita akan mensyukuri saudara-saudari kita yang mendapat anugerah perkawinan dan keluarga yang bahagia. Namun kita juga terus meneguhkan belarasa dan pendampingan nyata kita kepada banyak saudara yang tidak mendapatkan anugerah mewah kesetiaan perkawinan.
Catat tanggal mainnya
Kami mengundang Anda sekalian pada webinar dan rekoleksi bulanan Ikafite, yang akan kami selenggarakan secara online pada hari Selasa, 11 Februari 2025 pukul 19.00-21.30 WIB.
Mensyukuri anugerah cinta dan kesetiaan serta tekad berbelarasa bagi mereka yang tak lagi bisa bersatu, akan kita dalami dengan lebih baik dan lebih jernih dengan bantuan para pakar Hukum Gereja, pendamping bina keluarga, psikolog dan psiko terapi.
Kami tunggu kehadiran Anda pada webinar dan rekoleksi yang sangat menarik ini.
Ubi caritas et amor. Deus ibi est.
Salam cinta kami
Pengurus Ikafite
