Puncta 07.09.22
Rabu Biasa XXIII
Lukas 6: 20-26
Follow the Moskva. Down to Gorky Park. Listening to the wind of change.
An August summer night. Soldiers passing by. Listening to the wind of change.
The world is closing in. Did you ever think. That we could be so close, like brothers
The future’s in the air. Can feel it everywhere. Blowing with the wind of change
Take me to the magic of the moment on a glory night
Where the children of tomorrow dream away In the wind of change
Walking down the street. Distant memories Are buried in the past, forever.
WIND OF CHANGE ciptaan Scorpions pada album Crazy World yang dirilis pada tahun 1990 adalah lagu yang menggambarkan perubahan politik yang terjadi di Eropa Timur pada saat itu, khususnya Uni Soviet.
Syair itu berisi tentang harapan besar untuk awal yang baru bagi masa depan umat manusia setelah beberapa peristiwa penting pada masa itu seperti jatuhnya rezim komunis Uni Soviet, runtuhnya Tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur serta berakhirnya masa perang dingin.
Harapan akan adanya perubahan yang lebih baik.
Perubahan itu kini juga terjadi dalam diri seorang anak usia 12 tahun asal Banyuwangi, Farrel Prayoga. Tidak ada orang seberuntung Farrel ketika dia menggoyang istana negara dengan nyanyiannya, Aja Dibandingke.
Sejak itu hidupnya berubah drastis, dari seorang pengamen jalanan menjadi bintang bersinar cemerlang di seluruh pelosok negeri.
Perubahan juga terjadi pada saat yang hampir bersamaan, yakni nasib seorang Jendral berbintang dua di jajaran kepolisian. Dialah Brigjen Ferdy Sambo.
Nasibnya berbeda terbalik dengan Farrel. Kalau Farrel dari bawah melejit ke atas, Pak Sambo dari atas jatuh terperosok ke bawah.
Nasib manusia tidak ada yang mengetahuinya. Sebagaimana dialami Farrel dan Sambo. Kadang di atas, tiba-tiba jatuh ke bawah.
Jangan putus asa saat di bawah, masih tetap terbuka harapan untuk bisa naik ke puncak.
Yesus memberi pengharapan dengan sabda-Nya, “Berbahagialah kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah kamu yang lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah kamu yang sekarang ini menangis…”
Yesus juga memperingatkan mereka yang di atas, “Celakalah kamu yang sekarang ini kaya. Celakalah kamu yang sekarang kenyang. Celakalah kamu yang tertawa, yang suka dipuji-puji orang.”
Tetaplah waspada dan berhati-hati karena roda kehidupan sedang berputar.
Saat berada di atas, janganlah menyombongkan diri. Saat sedang terpuruk di bawah, jangan minder dan putus asa.
Marilah kita semua tetap konsisten berjuang. Pasti akan tiba saat yang menjanjikan. Sehabis hujan akan datang pelangi yang sangat indah.
Berkeliling sampai Pematang Siantar,
Mencari batu mulia dan batu akik.
Roda kehidupan sedang berputar,
Tetaplah waspada terus berbuat baik.
Cawas, berbahagialah….