SETIBA di Kota Balikpapan, akhir Agustus 2014 seorang kawan mengajak saya ke kebun sayur. Mendengarnya saya langsung berkomentar “Ngapain ke kebun sayur? Mau belanja Sayur?”.
Teman saya tersenyum,“Dah ikut aja!” jawabnya.
Mendengar kata Kebun Sayur siapa pun yang baru pertama kali datang ke kota Balikpapan pasti akan berpikiran seperti saya, yakni sebuah kawasan atau pasar yang menjual sayur-mayur dan aneka buah.
Namun setelah berkendara selama satu jam dari Bandara Sepinggan, sampailah saya di Pasar Inpres Kebun Sayur. Ketika memasukinya, saya tidak menjumpai penjual sayuran melainkan deretan toko-toko yang menjual aneka aksesoris dari manik-manik dan batu permata khas Dayak.
Ya, di Pasar Kebun Sayur saya mendapati beragam perhiasan atau asesoris khas Kalimantan yang terbuat dari batu-batu, baik itu dalam bentuk gelang, kalung, cincin, bros, maupun asesoris lainnya.
Saya pun dengan mudah menjumpai souvenir khas Kalimantan lainnya, seperti kain tenun dan sarung khas Balikpapan, serta souvenir lainnya yang terbuat dari untaian batu-batu kecil (manik-manik) warna-warni, yang dijalin dan disambungkan dengan benang dan dijadikan tas, dompet, tempat tisue, tempat pensil, maupun perlengkapan lainnya.
Tak ketinggalan, banyak pula kerajinan tangan khas Suku Dayak, seperti mandau, baju adat dayak, topi dayak yang terbuat dari untaian manik, miniatur rumah Dayak, gelang akar, kopiah yang terbuat dari akar, serta beragam batu mulia. Batu mulia yang dijual terdiri dari beragam jenis, seperti batu kecubung, batu akik, zamrud, safir, delima, hingga berlian.
Batu mulia tersebut dijual dalam berbagai bentuk perhiasan maupun masih dalam bentuk mentah (belum dijadikan bentuk perhiasan). Harganya bervariasi, tergantung kualitasnya, mulai yang berharga hanya puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah.
Bagi Anda yang gemar dengan batu-batu permata di sinilah pusatnya. Masing-masing toko menawarkan harga yang berbeda, namun ketika saya menawarnya ternyata harga patokan semua toko sama. Hanya bisa turun sekitar 25 persen saja.
Toko-toko di pasar ini masih tampak sederhana, namun omset penjualan di pasar ini sangat luar biasa. Per hari menurut salah satu pemilik toko yang tidak mau menyebutkan namanya mencapai ratusan juta, bahkan saat musim liburan bisa mencapai miliaran.
“Omset per hari kalo sepi seperti hari ini hanya puluhan juta, kalo pas libur bisa mencapai ratusan juta mbak, bahkan kalo musim liburan panjang satu hari bisa mencapai 1 M”, jelas pemilik salah satu toko perhiasan.
Meski pasar, saya tidak merasa sumpek saat berkeliling di sini, karena jarak deretan toko satu dengan lainnya berjauhan. Sehingga pengunjung tidak perlu berdesak- desakan. Saya pun leluasa untuk melakukan tawar menawar harga, karena pemilik toko rata-rata sangat ramah.
Di depan pasar Inpres juga terdapat sebuah mall yang juga menjual aneka aksesoris dan perhiasan. Mall telah dilengkapi dengan fasilitas AC, namun bagi sebagian besar pengunjung termasuk saya lebih memilih ke pasar Inpres, karena selain harganya lebih murah, modelnya pun jauh lebih lengkap yang dijual di pasar Inpres. Tidak heran jika pasar ini tetap saja ramai setiap harinya, meski telah dibangun mall di seberang pasar.
Setelah puas berbelanja, perut saya pun meronta minta diisi. Tak perlu khawatir karena di pasar ini juga terdapat kio-kios yang menjual aneka makanan khas Balikpapan seperti udang bakar, kepiting, dan lainnya. Dan saya pun memanjakan perut saya dengan aneka makanan khas kota ini.
Nah lengkap sudah rasanya. Puas belanja, perut pun telah terisi, saatnya pulang. Bagi Anda yang datang ke kota Balikpapan, belum lengkap jika belum mengunjungi Pasar Inpres Kebun Sayur. Mengunjungi Pasar Inpres Kebun sayur menjadi hal yang wajib jika Anda datang ke kota Minyak ini. Selamat Berkunjung!