ADA tiga hal yang mau saya renungkan hari ini, yaitu: Hati Kudus Yesus (misa Jumat Pertama), Injil Mat 9:27-31 dan peringatan St. Ambrosius, seorang Uskup dan Pujangga Gereja.
Kalau kita membaca Injil, kita menemukan ada sekian banyak lukisan dan ungkapan perasaan hati bathin Yesus. Yesus juga seperti kita marah, bergembira, bersimpati dan berempati, bahkan ikut sedih sampai mencucurkan air mata.
Hati Yesus yang selalu berbelas kasih kepada orang yang menderita, dan yang kecil. Debaran Hati Yesus itu kiranya juga menjadi debaran hati setiap kita murid Yesus. Debaran dan getaran Hati Yesus hendaknya menjadi debaran dan getaran hati Gereja yang adalah Tubuh Kristus. Yesus mengajak dan mengundang kita: “Datanglah kepada-Ku dan belajarlah daripada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.”
Saya meminta Yesus: Jadikanlah hatiku seperti Hati-Mu.
Tekanan Injil hari ini ada pada sikap percaya. Pertanyaan Yesus kepada dua orang buta: percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya, juga ditujukan kepada saya. Kadang saya kurang mempercayakan hidup, karya dan persoalanku kepada Tuhan Yesus.
Hari ini, saya hendak membaharui komitmen imanku, bahwa dalam seluruh hidupku, usaha dan perjuanganku, kupasrahkan seluruhnya kepada Tuhan Yesus.
Meminjam kata-kata orang buta, saya selalu akan berdoa: “Ya Tuhan Yesus aku percaya kepada-Mu.”
St. Ambrosius sungguh berkomitmen melayani umat dan mempertahankan iman Gereja dari serangan bidaah Arianisme. Kotbah dan pengajarannya menggerakkan umat untuk teguh dalam iman.
Kiranya doa dan teladan hidup St. Ambrosius menguatkan Gereja dalam menghadapi tantangan zaman ini.
Doaku: Tuhan Yesus, Jadikanlah hatiku, seperti hati-Mu dan tambahkanlah imanku. Amen.