SEBUAH komisi baru telah lahir di Keuskupan Malang (KM) pada akhir tahun 2019, yakni Komisi Jender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP).
Sedianya akan mengawali aktifitasnya pada bulan Maret 2020. Namun pandemi Covid-19 tiba-tiba menerjang sendi-sendi kehidupan umat manusia di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Akibatnya, apa yang sudah direncanakan dengan baik tak dapat dilaksanakan. Dilaksanakan secara daring pun juga belum dapat, karena infrastrukturnya belum terbentuk.
Dua narsum dari KWI dan Keuskupan Malang
Dan sekarang saatnya tiba, ketika pandemi Covid-19 sudah mereda. KGPP melaksanakan Sosialisasi dan Pelatihan Fasilitator Jender dan Pemberdayaan Perempuan dengan mengundang dua orang nara sumber yaitu:
Pertama, Sr. M. Natalia OP dari Sekretariat Jender dan Pemberdayaan Perempuan KWI.
Ia tampil dengan narasi paparan tentang visi–misi dan program SGPP KWI. Lalu berlanjut dengan pemahaman dasar jender, ciri-ciri jender dan seks, kesetaraan dan keadilan jender, serta landasan biblis dari Kitab Kejadian 1:27, Kej.2:18 dan Kej.2:22.
Untuk melihat sejauh mana materi yang disampaikan dapat diterima dan difahami oleh peserta, Sr. Natalia OP membuat kertas-kertas kecil yang sudah diberi tulisan kata-kata ciri-ciri jender dari perempuan-pria. Kertas-kertas itu kemudian diberikan kepada peserta dan menempelkannya pada kolom yang sesuai.
Responnya, sebagian peserta sudah memahaminya. Setelah selesai pemaparan materinya, Sr. Natalia OP tetap hadir dan menemani proses sampai selesai.
Kedua adalah Romo Ketut Adi Hardana MSF. Ia berkisah tentang awal terbentuknya KGPP di Keuskupan Malang yang dia rintis mulai April 2019.
Ia menyampaikan materinya dengan judul “Pandangan Gereja Katolik tentang jender.” Menurutnya, banyak dokumen-dokumen Gereja tentang kesetaraan jender antara lain: Mater et Magistra, Gaudium et Spes, Apostolocam Actousitatem dan Surat Apostolik Paus Johannes Paulus II berjudul Mulieris Dignitatem serta Hasil Sidang FABC tahun 1993 dan 1995 yang mengangkat masalah perempuan dalam Gereja Katolik Asia.
Kerjasama dengan tim komisi lainnya
Dalam upayanya mengarusutamakan isu jender dan pemberdayaan perempuan di paroki-paroki di KM, maka Romo Ketut berharap komisi baru ini bisa berinteraksi dengan komisi-komisi lain.
Untuk mendukung pelaksanaannya, maka diundanglah para pembicara lain dari Komisi Keluarga, Komisi Pendidikan dan Komisi PSE. Masing-masing bicara menyampaikan tugas pokok dan fungsi dari komisi masing-masing.
Dengan demikian akan dimungkinkan terjadinya kerjasama baik dalam pelayanan kepada umat beriman di Keuskupan Malang.
Acara yang dikemas dalam bentuk paparan oleh para pemateri -namun terbuka untuk menerima pertanyaan-pertanyaan- membuat suasana nyaman dan lancar.
Di samping itu, panitia juga mengajak para peserta untuk berdiskusi kelompok dalam dekenat-dekenat dengan dua topik diskusi:
- Membuat kepengurusan KGPP dalam dekenat.
- Menyusun rencana tindak lanjut sesudah sosialisasi ini untuk dilaksanakan di dekenat masing-masing, dalam waktu sekitar 20 menit.
Pesan uskup
Acara ini dilaksanakan hari Sabtu–Minggu tanggal 5-6 November 2022; bertempat di Pusat Pastoral Keuskupan Malang di Jalan Jaksa Agung Suprapto Malang. Dilaksanakan dengan mengundang utusan-utusan dari paroki-paroki dan WKRI di Keuskupan Malang.
Pada bagian akhir sosialisasi dilaksanakan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm dan Penasihat Komisi Jender dan Pemberdayaan Perempuan Romo Ketut Adi Hardana MSF.
Pesan Bapak Uskup sebelum berkat penutup berikut. “Agar sosialisasi ini menghasilkan buah baik nyata yang dapat dilaksanakan di paroki-paroki Keuskupan Malang.”
Menurut Ketua KGPP Keuskupan Malang MM. Ikadara Ramli, KGPP ini resmi dibentuk Keuskupan Malang bulan November 2019. Terjadi demikian, saat berlangsung Rapat Tahunan Keuskupan Malang.
Menanggapi suksesnya pelaksanaan sosialisasi ini, Ikadari Ramli menyampaikan, “Kami sangat gembira. Sungguh luar biasa respon peserta dari paroki-paroki. Mereka berkenan datang dan mengikuti acara ini dari awal hingga selesai.”
“Harapan kami pada paroki-paroki di KM segera terbentuk Seksi Jender dan Pemberdayaan Perempuan yang dapat menjadi ujung tombak pelaksanakan program-program dari KGPP maupun membuat program sendiri yang dapat memberdayakan perempuan di paroki masing-masing,” lanjut Ikadara Ramli.
“Bilamana diperlukan bantuan dari komisi, maka KGPP siap dan sanggup mendampingi mereka dalam pelaksanaan program Seksi di mana pun di wilayah pastoral Keuskupan Malang,” ungkapnya.
Dari Madura dan Banyuwangi
Antusiasme peserta memang luar biasa ada yang datang dari Paroki Sumenep di ujung timur Pulau Madura, juga dari Paroki Curahjati di sudut selatan Dekenat Blambangan, yang transportasinya harus berganti-ganti dan memerlukan waktu lama jika dibandingkan dari tempat-tempat yang lain.
Utusan dari Kuasi Paroki Kraksaan di Kabupaten Probolinggo serta Kuasi Paroki Singosari Kabupaten Malang juga hadir sehingga menambah kegembiraan panitia dalam hal pelayanan.
Kredit foto: Panitia