Home BERITA Yesus sebagai Tanda Satu-satunya

Yesus sebagai Tanda Satu-satunya

0
Ilustrasi - Perwahyuan Allah terjadi dalam peristiwa inkarnasi Yesus. (Ist)

MANUSIA membutuhkan tanda-tanda yang menuntunnya. Mereka mengambil keputusan berdasarkan tanda-tanda yang tampak dalam pelbagai gejala. Misalnya, tanda-tanda yang menggema dalam suara hati.

Tuhan juga hadir dan menuntun manusia lewat pelbagai tanda. Alam ciptaan menandakan kehadiran Tuhan (Mazmur 19). Tanda terpenting yang Tuhan berikan adalah Yesus Kristus, sang sabda yang menjadi manusia. Di dalam Dia, orang menemukan kasih sempurna dari Allah kepada manusia.

Yang Yesus ajarkan dan lakukan menunjukkan hadirnya Kerajaan Tuhan. “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Lukas 11:20). Namun banyak orang tidak percaya dan masih meminta tanda (Lukas 11:16).

Hari ini, Yesus mengecam mereka yang meminta tanda itu sebagai generasi yang jahat, karena mereka tidak mau percaya. Mereka tidak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus (Lukas 11:29). Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe dan Yesus menjadi tanda bagi manusia zaman ini (Lukas 11:30). Yesus itu tanda satu-satunya.

Tanda itu tampak dalam hidup, wafat, dan kebangkitan Yesus. Ketiganya tidak lepas dari salib. Hidup Yesus berpuncak pada wafat di kayu salib dan berbuah kebangkitan.

Dengan cara itu, Yesus mewujudkan kasih dan korban diri-Nya yang tanpa pamrih bagi keselamatan umat manusia (Yohanes 15:13).

Yang ingin menemukan makna sejati hidupnya perlu belajar dari tanda Tuhan Yesus Kristus. Apa maksudnya?

Mereka perlu menjadikan hidup, wafat, dan kebangkitan Yesus sebagai sumber dan dasar keputusan dalam hidupnya. Artinya, mereka siap meneladan Yesus, mengorbankan diri demi keselamatan sesama.

Injil hari ini (Lukas 11:29-32) berbicara tentang Yesus sebagai tanda satu-satunya dari hadirnya Kerajaan Allah yang membawa keselamatan. Mereka yang mengikuti Dia dan mewujudkan ajaran dan teladan-Nya ikut membawa keselamatan itu bagi diri dan sesamanya.

Itu bukan hanya teori yang didengarkan dengan telinga, melainkan ajaran yang perlu dipraktikkan dalam hidup. Bukankah Yesus bersabda, “Berbahagialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya” (Lukas 11:28)?

Senin, 14 Oktober 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version